Sumbawa Barat. Radio Arki – Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat (Pemda KSB) melalui Dinas Perikanan, mengharapkan Balai Benih Ikan (BBI) yang merupakan aset milik Pemprov NTB bisa dikelola Pemda KSB.
“Kita berharap aset Pemprov NTB tersebut (BBI, red) bisa dikelola Pemda KSB. Hal tersebut mengingat, minat masyarakat KSB sangat tinggi terhadap Budidaya ikan air tawar”, ujar Sekretaris Dinas Perikanan KSB, Slamet Riadi, S.Pi., M.Si, Selasa (7/4).
Slamet Riadi mengaku, proposal masyarakat terhadap permintaan benih ikan bisa mencapai seratus proposal. Sementara dari Dinas Perikanan, hanya bisa memenuhi 10 hingga 50 persen dari program pemberdayaan dengan kemampuan dan ketersediaan fasilitas di BBI.
“Apalagi dimusim penghujan dan mendekati bulan suci ramadhan seperti sekarang ini, banyak sekali yang mendesak dinas agar bisa diberikan bantuan”, ucapnya.
Selain karena permintaan yang tinggi, harapan dikelolanya BBI milik provinsi untuk menyambut peluang besar sektor perikanan dengan dibangunnya dua bendungan raksasa, yakni bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea dan Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene.
“Dengan adanya bendungan tersebut (Bintang Bano dan Tiu Suntuk, red), akan membuat KSB melimpah akan air. sehingga kami di dinas harus berpikir cepat untuk menyiapkan kebutuhan kalau bendungan sudah berjalan. Langkah yang efektif saat ini dengan meminta dengan rela kepada provinsi agar BBI yang ada di Brang Rea bisa di kelola Daerah”, tuturnya.
Ia mengatakan, kebutuhan ikan air tawar di Sumbawa Barat paling banyak di suplay dari Lombok. Sementara ikan air tawar di KSB belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat KSB.
“Kami yakin, apabila BBI tersebut di berikan kepada kami, kami mampu bersaing dipasaran dengan bisa mengendalikan kebutuhan dan harga ikan air tawar di KSB. Minimal 70 persen kebutuhan ikannya dipenuhi dari dalam daerah”, kata Slamet Riadi, dengan nada optimis.
Langkah upaya Dinas Perikanan KSB untuk merealisasikan harapan tersebut, dengan sudah menyurati Pemerintah Provinsi beberapa waktu lalu. Namun, hingga saat ini belum ada jawaban. Mungkin terkendala adanya Virus Corona di NTB. (Enk. Radio Arki)