Foto: Ilustrasi
Sumbawa Barat. Radio Arki – Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumbawa Barat mendesak Kapolda NTB, Irjen Pol Mohammad Iqbal untuk mencopot, AKBP Herman Suriyono, S.IK.,MH dari jabatannya sebagai Kapolres Sumbawa Barat.
“Kami meminta Kapolda untuk mencopot AKBP Herman Suriyono dari jabatannya sebagai Kapolres KSB. Desakan tersebut mengingat, adanya dugaan pembiaran terjadinya persekusi demonstran Gerakan Masyarakat Sumbawa Barat Mencari Keadilan (GMSBMK) oleh kelompok yang tidak dikenal,” ujar Ketua Umum HMI Cabang Sumbawa Barat, Rusnan dalam rilisnya, Selasa (18/8).
Dugaan pembiaran tersebut menguat, tatkala dalam pengamanan aksi terlihat sangat lowong, sehingga dengan mudahnya terjadi pesekusi kepada massa aksi saat hendak memasuki kompleks KTC menuju titik aksi di depan Kantor Bupati KSB.
“Pengamanan lengkap, ada aparat Kepolisian dan Pol PP di gerbang KTC. Tapi kenapa kelompok yang berjumlah belasan orang tersebut bebas bergerak dan melakukan persekusi berulang kali ?,” cecar Mantan Ketua BEM Undova tersebut.
Jaminan hak berpendapat sudah jelas di atur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Dalam undang-undang tersebut ditekankan bahwa, setiap orang berhak untuk melakukan perwujudan hak atas kebebasan berpendapat dan melakukan penyampaian pendapat di muka umum.
“Tugas institusi kepolisian adalah sebenarnya memberikan perlindungan dan jaminan kebebasan atas kebebasan berekspresi pendapat setiap orang. Bukan malah terkesan pasif saat massa aksi diserang kelompok masyarakat, seperti yang terjadi di gerbang KTC,” cetus Rusnan.
Tak hanya mendesak Kapolda untuk mencopot Kapolres KSB, HMI juga mengecam keras upaya kelompok masyarakat yang melakukan
persekusi kepada demonstran. Ia bahkan meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut hingga ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Kami megutuk pelaku persekusi dan upaya pembungkaman aktivis yang berdemonstrasi. Kami juga meminta kepolisian mengusut kasus ini hingga tuntas dan kami akan mengawal proses ini,” tegas Rusnan.
“Merespon adanya penistaan demokrasi dalam bentuk persekusi, kami juga tengah menggelar konsolidasi mahasiswa untuk menggelar aksi di halaman Mapolres Sumbawa Barat,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolres KSB sudah berusaha dihubungi dan hanya dibaca. Permintaan tanggapan kepolisian terkait pengamanan aksi GMSBMK juga disampaikan melalui Humas, namun hingga berita ini dionlinekan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi apapun.
Seperti diketahui, kelompok masyarakat yang tergabung dam GMSBMK menggelar aksi demonstrasi pada Kamis (13/8) tujuan Kantor Bupati KSB. Memasuki gerbang KTC pukul 11.30 Wita, massa aksi yang menggunakan Chevrolet dipersekusi kelompok masyarakat tidak dikenal. Terjadi bersitegang antara massa aksi dengan kelompok tersebut sebelum massa aksi meninggalkan KTC.
Tak sampai disitu, pukul 11.45 Wita, kelompok tersebut melakukan penyerangan kepada Yuni Bourhany yang berorasi di halaman graha Fitrah. Terjadi dugaan kekerasan dan pelecehan kepada wanita bercadar tersebut. Untung saja, aparat segera mengevakuasi. Saat ini, tindakan persekusi tersebut dilaporkan oleh Yuni Bourhany dan sedang dalam proses penyidikan kepolisian. (Enk. Radio Arki)