Foto: Kabid Hubungan Industrial dan Perlindungan Ketenagakerjaan Disnakertrans KSB, Tohiruddin, SH. (Ist)
Sumbawa Barat. Radio Arki – Dinas Ketenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), selalu terbuka terhadap pengaduan masyrakat terkait persoalan ketenagakerjaan meski di situasi covid19.
Kepala Disnakertrans KSB melalui Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Ketenaga Kerjaan, Tohiruddin SH yang ditemui belum lama ini mengatakan, bahwa pihaknya selalu menerima dengan tangan terbuka setiap pengaduan permasalahan ketenagakerjaan, meski dalam kondisi Covid. Namun setiap masyarakat yang akan mengadukan permalahannya harus mematuhi protokol kesehatan dengan membawa masker dan handsanitizer dan ketentuan protokol lainnya.
“Kita tidak pernah menutup pelayanan sejak awal pandemic, hanya kita batasi ruang bertemu fisik, sehingga awal-awal pandemi kita hanya menerima laporan lewat telpon. Begitu juga untuk konfirmasi ke perusahan kita hanya lewat seluler, tapi pelayanan kami tetap jalan. Sedangkan saat ini sudah boleh bertemu, tapi harus mematuhi protokol kesehatan dan jumlah pertemuan fisik dibatasi,” katanya.
Langkah ini diambil lanjutnya, karena pihaknya sangat paham, bahwa berbicara tenaga kerja berarti berbicara kesejahteraan. Apabila pekerjaan mereka terganggu karena didzolimi maka ini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Untuk itu pihaknya akan selalu ada untuk para tenaga kerja di Sumbawa Barat tanpa harus ada yang dirugikan baik tenaga kerjanya maupun perusahaan itu sendiri.
Diakuinya, selama pandemi banyak sekali aduan yang diterima. Sebab di masa pandemi Covid ini sangat mempengaruhi setiap perusahaan yang ada. Sehingga perusahaan harus berpikir keras untuk tetap bertahan. Tidak sedikit perusahaan di KSB membuat kebijakan baru yang bersinggungan dengan karyawan. Karena itu banyak laporan yang tetap proses untuk mencari solusi agar sama-sama tidak saling merugikan. Dan setiap permasalahan yang terselesaikan karena covid semua saling mengerti satu sama lain.
“Perusahaan tidak boleh terlalu kejam, dan karyawan harus mengerti perusahaan. Ini memang berat, di musim Covid masyarakat banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi dan itu harus saya jaga, begitu juga perusahaan harus tetap bertahan. Sebab jika satu saja perusahaan yang kolaps akibat covid, maka ada puluhan karyawan yang menjadi korban dengan kehilangan pekerjaan,” pungkasnya. (Enk. Radio Arki)