ARKIFM NEWS

Menjanjikan, Budidaya Bawang Merah di KSB Makin Dilirik

Foto: Ilustrasi

Sumbawa Barat. Radio Arki – Budidaya komoditi bawang merah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terus menggeliat. Total Ada Sembilan hektar lahan pertanian yang tersebar di KSB yang menanam bawang merah, dan saat ini sudah ada yang memasuki masa panen.

“Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, petani sudah mulai banyak melirik bawang merah untuk ditanam secara continue. Seperti yang sudah jalan saat ini ada beberapa kelompok di beberapa desa di Kecamatan Taliwang, Jereweh, Seteluk, Benete dan di beberapa desa di Kecamatan Sekongkang,” ujar Kadis Petanian melalui Kabid Perkebunan dan Holtikultura, Idrus, SH kepada arkifm.com, Selasa (3/11).

Banyaknya petani yang mulai melirik komoditi bawang merah, kata Idrus sangat beralasan. Selain merupakan kebutuhan pokok yang tentunya memiliki daya jual yang relatif tinggi, bawang merah di pasaran juga saat ini dibanderol dengan harga yang menguntungkan petani.

“Harga bawang di pasar dijual 28 ribu sampai 30 ribu perkilo. Sementara harga jual petani juga cukup baik yakni, berkisar 21 ribu sampai 23 ribu perkilo. Harga ini jauh di atas harga Break Event Poin (BEP) atau harga balik modal petani. Jadi harganya terbilang bagus, dan mudah mudahan bisa stabil begini,” ungkap Idrus.

Melihat geliat petani melirik komoditi bawang merah, Pemerintah Daerah tidak tinggal diam. Di tahun 2020 ini saja, pemerintah mengeluarkan bantuan bibit 4,5 ton beserta obat obatannya untuk empat kelompok. Dukungan tersebut, untuk mendukung sector pertanian agar semakin berkembang. Selain memang dukungan pendampingan dan memberi edukasi kepada para petani.

“Selain memberi bantuan bibit dan obat obatan, PPL tetap memberikan bimbingan langsung, termasuk dari dinas juga turun saat penggarapan lahan dan pembuatan tananam bedeng. Jadi pendampingannya mulai dari nol umur, pemupukan, penyemprotan campuran obat, hingga panen juga tetap kita turun,” jelas Idrus.

Idrus menjelaskan, perhatian dan dukungan dari Pemerintah Daerah, yang diimbangi dengan keuletan petani sangatlah menjadi factor penting dalam mendukung peningkatan hasil pertanian. Idrus bahkan memberi testimony, dimana keuntungan petani bawang jika harga stabil dan kondisi tanam yang bagus seperti saat ini, bisa mencapai tiga bahkan empat kali lipat dari modal yang dikeluarkan.

“Bayangkan pak, untuk satu hektar saja tidak menghabiskan modal sampai 50 juta. Biaya tersebut sudah inklud mulai dari beli bibit, sewa orang garap dan penen. Namun hasilnya bisa mencapai 200 juta, dengan massa panen normal itu 55 hari sampai 57 hari. Kalau semua stabil seperti saat ini, kan makin sejahtera petani kita,” tandasnya. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Kemenkes Lakukan Assesment Eradikasi Frambusia di KSB

ArkiFM Friendly Radio

Infografik APBDesa Tepas Tahun Anggaran 2023

ArkiFM Friendly Radio

Pemdes Manemeng Terima Bantuan Alat Produksi Paving Block dan Batako dari PLN

ArkiFM Friendly Radio