ARKIFM NEWS

HMS Dorong Tingkatkan Kapasitas Petani dan Penyuluh di KSB

Foto: H. Muhammad Syafruddin, ST.,MM anggota DPR RI saat menyampaikan sambutannya. (Ist)

Sumbawa Barat. Radio Arki – Puluhan petani dan penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mengikuti Bimbingan Teknis peningkatan kapasitas, di Aula Hotel Andi Graha, Senin (5/4). Kegiatan Bimtek petani dan penyuluh tersebut, diinisiasi oleh anggota DPR RI, H. Muhammad Syafruddin, ST.,MM dan difasilitasi oleh Politeknik Pembangungan Pertanian (Polbangtan) Malang, serta Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, SP.,M.Si dalam sambutannya mengatakan, upaya meningkatkan produksi pertanian, banyak hal yang perlu dilakukan, diantaranya peningkatan sarana prasarana pertanian, pemanfaatan teknologi, pengguaan benih unggul, dan lain sebagainya. “Tapi ada satu hal yang sering kita lupakan, yakni peningkatan kapasitas sumberdaya pertanian, diantaranya penyuluh dan petani. Petani kadang tidak menyadari bahwa, kapasitas merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan produktifitas,” kata Suhadi.

Suhadi menuturkan, 99 persen proposal yang diterima Dinas Pertanian adalah permintaan sarana dan prasarana. Dirinya mengaku, hampir tidak pernah Dinas Pertanian menerima proposal tentang pemberian pelatihan kepada petani. Padahal pelatihan petani sangat penting, karena untuk hasil yang baik adalah, petani harus mumpuni. “Dengan mumpuni, maka managemen petani akan lebih baik,” tambah Suhadi.

Suhadi juga membeberkan bahwa, dilapangan banyak persoalan yang sering terjadi. Diantaranya masalah pengelolaan alsintan, penggunaan benih yang tidak efektif, penggunaan pupuk yang tidak bijak, hingga penggunaan obat hama yang juga tidak efektif. “Kenapa hal tersebut bisa terjadi, karena kapasitasnya yang masih kurang,” jelas Suhadi.

Sementara itu, Direktur Politeknik Pembangungan Pertanian (Polbangtan) Malang, Dr. Setya Budhi Udraya, S.Pt.,M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa, Komisi IV DPR RI adalah mitra Kementerian Pertanian dalam membangun pertanian di seluruh Indonesia. Sementara posisi Polbangtan Malang merupakan pendidikan tinggi kedinasan, dibawah Kementerian Pertanian. “Jadi, kami berkewajiban memberikan pendidikan. Termasuk memberikan pendidikan nonformal kepada petani dan penyuluh,” jelas Setya

Menurut Setya, posisi petani dan penyuluh, diibaratkan pasangan suami isteri. Dimana petani dan penyuluh harus sejalan. Sehingga kehadiran Polbangtan untuk membackup kepentingan peningkatan kapasitas petani, dimasa masa mendatang. “Polbangtan masih ada dan mudah mudahan kegiatan ini terus berlanjut sehingga pengetahuan petani akan terus meningkat,” tandasnya, sembari membuka kegiatan Bimtek peningkatan kapasitas petani dan penyuluh.

Senada dengan Direktur Polbangtan Malang, H. Muhammad Syafruddin, ST.,MM, anggota DPR RI yang berkesempatan memberikan sambutan juga menegaskan bahwa, dirinya akan terus hadir dan membantu mendorong kesejahteraan petani dan penyuluh. “Saya akan selalu ada untuk petani. Bapak ibu, mohon doanya semoga saya selalu diberikan kesehatan,” ujar HMS, sapaan akrab anggota DPR yang kini menjabat di periode ketiga.

Dalam kesempatan tersebut, HMS menyebut masih ada alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan oleh pemerintah, baik melalui APBD maupun APBN yang tidak beroperasi lantaran mengalami kerusakan, padahal tingkat kerusakannya tidak terlalu krusial. “Menjawab persoalan tersebut, kami di komisi IV sedang mengagendakan khusus peningkatan kapasitas, guna memberikan pelatihan untuk teknisi alat pertanian,” kata HMS.

HMS menuturkan, di wilayah Jawa, banyak petani yang inovatif. Inovasi dalam dunia pertanian, kata HMS menjadi suatu keharusan guna mendapatkan hasil pertanian yang memuaskan. “Jadi inovasi itu penting. Dan jangan takut mencoba hal yang baru, karena ada penyuluh yang senantiasa mendampingi bapak ibu petani,” jelas HMS.

Bicara soal penyuluh, HMS juga mengabarkan bagaimana perjuangannya dalam memperjuangkan nasib penyuluh di Indonesia. “Saya minta kepada pemerintah pusat, untuk melihat penyuluh yang telah lama mengabdi, agar mendapatkan apresiasi dengan mendapatkan SK untuk jadi pegawai negeri,” kata HMS.

Dihadapan petani dan penyuluh, HMS juga menceritakan bagaimana kondisi pilu para petani bawang dan padi di Bima yang menjadi korban banjir. Karena kondisi becana tersebut, para petani yang meminjam uang dari negara melalui KUR untuk mod, tidak tahu harus bagaimana menggantinya. “Saya langsung bergerak cepat meminta kepada pemerintah pusat agar mendapatkan perhatian berupa bantuan dan keringanan kepada petani yang terdampak bencana. Kepala desa langsung mendata warganya yang terdampak, tentunya disesuaikan dengan kondisi yang ada,” tutur HMS.

Diakhir sambutannya, tidak lupa HMS mengingatkan kepada para petani agar senantiasa mengikuti imbauan Pemerintah, yang saat ini terus berjibaku melawan Covid-19. “Kemampuan negara snagat terbatas karena dihantam Covid, apalagi anggaran difokuskan ke vaksin. Oleh karena itu, saya minta kepada petani dan penyuluh harus tetap sehat dan senantiasa mengikuti imbauan pemerintah,” tandasnya.

Usai kegiatan pembukaan. Puluhan peserta diberikan materi seputar pertanian. Diantaranya materi Pertanian Modern dan Berdaya Saing di Era 4.0, yang disampaikan oleh Dr. Acep Hariri, S.ST., M.Si dari Polbangtan Malang. Selanjutnya penyampaian materi dari Hasan Basri, SP dari Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian, dengan materi Orientasi managemen organisasi kelompok tani. Sementara untuk materi terakhir disampaikan oleh Ahmad Budillah, SP.,M.Si, selaku Koordinator penyuluh kabupaten dengan materi identifikasi hama penyakit. Enk. Radio Arki)

Related posts

Kejari Sumbawa Barat Kembalikan Barang Bukti Enam Ton Pupuk Bersubsidi

ArkiFM Friendly Radio

Warga Keluhkan Aktifitas Penambangan di Desa Seloto

ArkiFM Friendly Radio

Dana CSR PDAM Disoal, Puluhan Mahasiswa Batulanteh Gedor Kantor Bupati dan DPRD

ArkiFM Friendly Radio