Mataram. Radio Arki – Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menghadiri pertemuan dengan pemerintah provinsi dan kabupaten di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, pada Jumat (9/4). Pertemuan yang membahas perkembangan pembangunan smelter ini dipimpin langsung oleh Gubernur NTB Dr. Zulkifliemansyah Ph.D., didampingi Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM.
Presiden Direktur PT AMNT, Rachmat Makkasau, menegaskan bahwa perusahaan yang mengoperasikan tambang Batu Hijau di KSB ini selalu tetap pada komitmennya untuk membangun smelter sesuai dengan yang diamanatkan pemerintah. Amman akan membangun proyek smelter dengan kapasitas input konsentrat 900 ribu ton per tahun, di Benete, KSB, dengan rencana penyelesaian pada tahun 2023.
“Target ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 17 tahun 2020, di mana pelaku usaha dapat melakukan penyesuaian terhadap jadwal penyelesaian proyek smelter sampai tahun 2023,” jelas Rachmat.
Kapasitas 900 ribu ton ini telah disesuaikan dari rencana kapasitas sebelumnya, yang mencapai 1,3 juta ton per tahun. Penyesuaian kapasitas ini dilakukan karena adanya tantangan pembangunan akibat pandemi COVID-19.
“Kami harus meningkatkan protokol pencegahan penyebaran virus dengan membatasi akses keluar masuk area smelter yang berada di wilayah operasional kami. Para mitra bisnis kami juga mengalami pembatasan perjalanan dinas. Tapi kami cepat beradaptasi untuk terus dapat mencapai target yang sudah ditetapkan. Dengan kapasitas yang lebih rendah, maka target jadwal penyelesaian proyek bisa tercapai,” tambah Rachmat.
Selain itu, penyesuaian juga dilakukan untuk menyesuaikan kapasitas suplai konsentrat yang dapat diproduksi dari Batu Hijau dan potensi blok Elang ke depannya. Saat ini beberapa konsorsium EPC (Engineering, Procurement, and Construction) – kontraktor yang membangun smelter – sedang dalam tahap final evaluasi. Amman menargetkan untuk menyelesaikan proses penentuan pemenang tender EPC dalam waktu dekat. Proses perizinan terkait konstruksi, logistik, dan bangunan juga terus dijalankan secara parallel dengan dukungan pemerintah daerah.
Gubernur NTB Zulkifliemansyah menyatakan bahwa kepastian pembangunan smelter ini merupakan kabar baik. “Kami dari Pemerintah Provinsi siap membantu Amman agar perkembangan pembangunan smelter ini bisa segera dimulai. Penting sekali bagi Amman untuk fokus pada pembangunan smelter, karena akan membawa dampak positif bagi masyarakat,” kata Zulkifliemansyah.
Verifikasi kemajuan proyek smelter periode Agustus 2020 hingga Januari 2021 telah selesai pada bulan Maret 2021 lalu. Dari hasil verifikasi tersebut, total kemajuan fisik smelter Amman mencapai 26.6% dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 26.7%. Ini berarti persentase pencapaian kemajuan fisik terhadap rencana pembangunan sampai dengan Januari 2021 adalah sebesar 99,35%, melampaui target minimal 90% setiap 6 bulan.
Keberhasilan Amman untuk terus mencapai target yang ditetapkan pemerintah merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah membangun industri turunan. Proyek Strategis Nasional ini juga merupakan hasil dari koordinasi baik Amman dengan Kementerian ESDM dan juga Kemenko Perekonomian. Tentunya, proyek ini juga akan mendukung posisi Provinsi NTB sebagai wilayah dengan teknologi pertambangan termutakhir dalam peta dunia dan turut menyukseskan pengembangan Kawasan Industri Strategis Provinsi NTB. (Red. Radio Arki)