Foto: kondisi sawah terendam lumpur. (Doc.arkifm)
Sumbawa Barat. Radio Arki – Masairang, warga Desa Seloto, Kecamatan Taliwang tak mampu lagi menahan kesedihannya. Pasalnya, sawah yang menjadi mata pencahariannya kini terancam rusak parah, akibat adanya longsoran lumpur yang bersumber dari bukit lokasi penambangan Jorok Liang Seloto.
Meski hujan baru turun satu kali, namun berdampak serius bagi kelangsungan tanaman padi di Jorok Liang. Masairang menunjukkan 3 dari 6 petak sawahnya yang seluas 30 are itu, terendam lumpur gunung yang turun melalui saluran irigasi.
“Bagaimana nasib kami pak. Lahan kami rusak, padahal kami bergantung sepenuhnya dari hasil persawahan ini,” tutur Masairang, dengan mata berkaca kaca.
Masairang menyayangkan, sikap Pak Rul selaku pemilik lahan yang tidak ada upaya sosialisasi ke petani. Padahal, dampak yang ditimbulkan dengan adanya penambangan dengan perendaman itu sangat besar, bahkan mengancam kelangsungan pertanian setempat.
“Kami minta pihak pemilik tanah atau perusahaan kah namanya itu, untuk memanggil kami secara resmi. Meski itu aktifitas ilegal, tapi kami kan terdampak. Siapa yang kemudian bertanggungjawab, jika ini dibiarkan terus terjadi,” cetus Masairang, didampingi warga lainnya saat memantau sawahnya yang terendam lumpur gunung.
Senada dengan Masairang, Hamzah selaku pemilik sawah lainnya juga mendesak pemilik tambang bertangungjawab penuh atas kejadian yang merugikan petani di Desa Seloto. Hamzah bahkan meminta kejadian tersebut menjadi perhatian serius, karena bukan saja berdampak buruk kepada sektor pertanian, namun juga sektor peternakan dalam jangka panjang.
“Selain tanaman padi saya terancam, ternak saya dan warga lainnya seperti pak Sukri juga terancam. Lihat saja bekas tanah gunung yang turun terbawa hujan kemarin. Jika dibiarkan, maka lokasi ternak juga terancam,” keluh Hamzah.
Ditempat yang sama, Hengki selaku otoritas pengelolah tambang Jorok Liang Seloto, membantah lumpur yang masuk ke lahan pertanian, merupakan lumpur kiriman dari area tambang Jorok Liang yang masuk melalui saluran irigasi. Ia berkilah kejadian itu merupakan bawaan alam, yang sering terjadi setiap hujan.
“Itu lumpur dari danau, yang masuk ke sawah. Meski begitu, kami berencana memasang tebing pemblok jalur irigasi dan mencari solusi lain, sehingga bisa meminimalisir masuknya lumpur ke sawah petani,” tandasnya
Sementara itu, wartawan yang berusaha menelusuri dan memastikan sumber lumpur ke area tambang Jorok Liang, tidak diijinkan masuk oleh pihak perusahaan. “Tidak bisa pak, belum ada ijin dari atas,” tukas Hengki, sembari berlalu. (Enk. Radio Arki)