Mataram. Radio Arki – Sarana pertanian Irigasi Tetes atau Drip Irrigation bantuan Pemprov NTB untuk petani Jagung di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, hingga saat ini masih berjalan baik dan tidak mangkrak.
Kalau pun ada kendala dan sejumlah petani tidak menanam jagung saat ini, hanya disebabkan karena petani masih menunggu masa tanam jagung yang tepat.
Selain itu, proses tanam menggunakan irigasi tetes tidak maksimal lantaran kerjasama kemitraan dengan perusahaan PT Agrindo yang tidak berjalan mulus, serta sempat terjadi kelangkaan solar.
“Kalau alat pompa irigasi tetes itu baik-baik saja dan normal, tidak mangkrak. Tapi memang saat ini tidak semua petani menanam jagung karena masih menunggu waktu tanam,” kata Ketua Kelompok Tani SPB 212, Marjuni, Jumat 17 September 2021, dalam jumpa pers di aula Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB.
Menurut Marjuni, bantuan irigasi tetes dari Pemprov NTB sangat membantu petani. Di mana lahan yang tadinya hanya ditanami sekali dalam setahun, bisa ditanami sepanjang tahun karena ketersediaan kebutuhan air mencukupi berkat irigasi tetes.
Hanya saja, masalah irigasi tetes ini ada pada pola kemitraan dengan PT Agrindo dan sempat terjadinya kelangkaan solar sebagai bahan bakar pompa irigasi tetes pada akhir 2020 lalu.
“Selain itu selama ini kami menggunakan benih BISI 18, namun perusahaan mitra maunya tanam benihnya sendiri. Akhirnya banyak yang tidak tumbuh. Kalau soal irigasinya aman tidak ada kendala,” katanya.
Marjuni mengungkapkan, para petani juga belum mendapatkan pembiaan dan pelatihan yang baik dari perusahaan mitra PT Agrindo.
“Pembinaan dan pelatihan ini juga yang sangat kami butuhkan,” katanya.
Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi rumors berkembang tentang mangkraknya irigasi tetes di KLU, beberapa hari terakhir.
Seperti diketahui Pembangunan irigasi tetes di Kabupaten Lombok Utara berakhir pada bulan Desember 2019, dan dihibahkan Pemprov NTB kepada Kelompok tani penerima bantuan di Dusun Batu Keruk dan Dusun Temuan Sari, Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara seluas 199,5 ha.
Sumber air irigasi tetes ini diambil dari lima unit Sumur pompa yang dibangun oleh Balai Wilayas Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT I) yaitu SPB.303, SPB.140, dan SPB.141 (yang terletak di Desa Batu Keruk); SPB.212 dan SPB.168 (yang terletak di DusunTemuan Sari).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Muhammad Riadi memastikan, sarana irigasi tetes di Lombok Utara masih normal dan berjalan baik.
“Jadi tidak ada yang mangkrak. Kalau ada yang beredar slang pipa dalam gudang, karena memang sebagian petani belum berkegiatan menanam,” katanya.
Terkait rumors mangkrak yang beredar dan terkesan menyudutkan Pemprov NTB, Riadi menekankan, bahwa irigasi tetes adalah bantuan hibah Pemprov NTB kepada petani di Lombok Utara. Kelompok Tani telah menerima bantuan pemerintah berupa hibah barang yang diserahkan oleh Distabun NTB berupa jaringan irigasi tetes, berdasarkan SK Kepala Dinas nomor : Z-841.1-421/XI/2019 Tanggal 18/11/2019 tentang penetapan nama kelompok tani penerima bantuan instalasi irigasi tetes, serta Berita Acara serah terima barang nomor: 027.PSP/2099/2019/Distanbun tanggal 20 Desember 2019.
“Sehingga setelah hibah dilakukan maka tanggungjawab untuk pengelolaannya ada pada para petani. Termasuk dalam hal menggandeng mitra perusahaan,” katanya.
Dijelaskan, sejak awal dimulainya program ini para petani mengandeng pihak ke tiga yaitu PT Agrindo. Pola kemitraan yang dibangun antara kelompok tani dengan PT Agrindo melalui pembiayaan sarana produksi (Saprodi) berupa benih, pupuk, obat-obatan dan bahan bakar yang dibiayai oleh pihak perusahaan dengan dilakukan perhitungan setelah panen jagung sedangkan lahan dan tenaga kerja dari Petani/Poktan.
Dalam kerjasama juga diatur para petani menjual hasil panen kepada PT Agrindo dengan harga yang disepakati bersama dengan harapan ke depan seluruh petani dapat bermitra, untuk meringankan biaya produksi, jaminan pasar dan harga, kesegragaman pola tanam.
Namun belakangan pihak mitra PT Agrindo tidak bisa melakukan penanaman sesuai dengan luas areal yang dikerjasamakan atau wanprestasi.
“Jadi bukan karena irigasi tetesnya bermasalah,” katanya.
Saat ini, September 2021, papar Riadi kondisi irigasi tetes dilapangan berfungsi normal, kecuali yang terbakar sekitar 10 Ha.
“Tanaman jagung yang ada saat ini sekitar 30 Ha merupakan swadaya petani atau tidak dilakukan dengan bermitra,” katanya.
Menyikapi PT Agrindo yang dinilai wanprestasi, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB kini mamfasilitasi petani dengan membangun kemitraan dengan PT DNA.
PT DNA merupakan sebuah perusahaan agrobisnis yang berfokus pada komoditi Jagung. Perusahaan ini juga menjadi pemasok kebutuhan Jagung rendah alfatoksin untuk produksi pangan seperti ke PT Miwon Indonesia.
Direktur Utama PT DNA, Dean Novel mengatakan, pihaknya akan mengembangkan konsep pertanian Jagung berkelanjutan di Lombok Utara. Hal ini mengadopsi apa yang sudah berhasil dilakukan PT DNA di Kecamatan Sambelia dan Pringgabaya, Lombok Timur tujuh tahun terakhir.
“Kita sudah berhasil mengirim Jagung rendah alfatoksin ke PT Miwon, bekerjasama dengan PT Gerbang NTB Emas. Konsep berkelanjutan ini yang akan kita lakukan juga di Lombok Utara,” kata Dean Novel.
Menurut Dean, bantuan irigasi tetes dari Pemprov NTB untuk petani di Lombok Utara patut diapresiasi. Sebab bantuan ini bisa meningkatkan produktifitas pertanian terutama di lahan yang kekurangan pasokan air. (Rif. Radio Arki)
previous post