ARKIFM NEWS

Empat Pria yang meninggal di Lubang Galian Emas Diduga Keracunan Mesin Genset

Foto: Korban saat dievakuasi

Sumbawa. Radio Arki – Empat orang Penambang Tanpa Ijin (PETI) di Kabupaten Sumbawa, yang ditemukan meninggal dunia di dalam lubang galian emas tradisional, diduga karena keracunan asap mesin jenset.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, Nanang Sigit, melalui kepala Pos Sar Sumbawa, Suryaman, kepada media, Rabu (6/10) mengatakan, saat dievakuasi dari dalam lubang sedalam 17 meter, keempat korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Empat korban meninggal saat menggali emas di Desa Gapit, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa,” katanya.

Menurut informasi pihak keluarga dan warga setempat, kata Suryaman, saat masuk ke dalam lubang pada hari Jumat (01/10) lalu, korban membawa masuk mesin jenset, sehingga para korban diduga keracunan asap dari mesin tersebut.

“Para korban membawa masuk mesin jenset ke dalam lubang galian emas, diperkirakan mereka keracunan asap dari mesin itu,” kata Suryaman.

Untuk mengeluarkan korban dari dalam lubang sedalam 17 meter, melibatkan tim dari BPBD Kabupaten Sumbawa, Basarnas Pos Sumbawa, Anggota TNI kodim 1607, Sumbawa, Anggota Polri dari Polsek Empang, Relawan dibantu warga desa dan keluarga.

Seperti diketahui, tiga orang korban bersaudara, yakni Said, 33 tahun, Ucok, 29 tahun, Robi 21 tahun,  warga Desa Gapit, Kecamatan Empang dan Silet 29 tahun warga Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, melakukan penggalian emas Jumat lalu di lokasi Plempit Lenying, Desa Gapit.

Namun hingga hari Rabu tidak satupun dari korban yang keluar, sehingga membuat pihak keluarga curiga dan melapor ke petugas. Keempatnya ditemukam meninggal dunia di dalam lubang emas tersebut, Rabu 6/10 sekitar pukul 15.00 Wita.

Kapolres Sumbawa, AKBP Esty Setyo Nugroho, S.IK, melalui Kapolsek Empang, AKP Sarjan mengatakan, empat orang meninggal awalnya diketahui oleh rekan korban saat mencari air minum di camp korban kemarin Selasa (5/1). Saat tiba di camp, rekan korban mencium bau tidak sedap.

“Ada tetangga kebunnya yang mencari air minun, saat di camp tercium aroma tidak sedap dan melihat banyak lalat keluar dari sumur galian,” katanya.

Saksi kemudian turun ke Desa Gapit dan melapor kepada keluarga dan Kepala Desa Gapit. Dari laporan ini polisi dari Polsek Empang langsung menuju lokasi. Namun evakuasi tidak dilakukan karena malam hari dan kondisi gelap.

“Tadi pagi kita bersama tim gabungan dari BPBD, SAR, TNI dan warga menuji lokasi dan melakukan upaya evakuasi. Sebelum turun ke lubang, tim terlebih dahulu memasukkan blower untuk membuang gas beracun selam 1 jam.

“Setelah dinyatakan aman dan tidak ada gas beracun, tim Basarnas turun dan menemukan empat korban dalam kondisi meninggal dunia, terapung di air dengan kedalaman 4 meter,” katanya.

“Semua sudah dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia dan sudah diambil pihak keluarga,” katanya.

Lokasi lubang galian emas tersebut saat ini sudah dipasang garis polisi oleh anggota kepolisian dari Polres Sumbawa dan Polsek Empang. Polisi mengimbau warga untuk tidak melakukan penambangan emas ilegal karena sangat membahayakan dan mengancam nyawa. (Red)

Related posts

Pemda KSB Mengucapkan Selamat Hari Penerbangan Nasional

ArkiFM Friendly Radio

Kajati NTB Resmikan Gedung PTSP di Kejari Sumbawa Barat

ArkiFM Friendly Radio

Ponpes Qomarul Huda Bagu Gelar Haul dan Harlah ke 59

ArkiFM Friendly Radio