Foto: Ketua Umum HMI Cab Sumbawa Barat saat memberikan sambutannya pada LK II.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Sebanyak 32 peserta Latihan Kader II (Intermediate Training) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumbawa Barat mengikuti Latihan Kader II, di Aula Hotel Andi Graha, tanggal 1 – 7 Agustus 2022.
Peserta LK II yang dinyatakan lulus screening test tersebut, datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Cabang Sumbawa, Mataram, Bau Bau, Maros, Bima, Bone, Bandar lampung, Gowa Raya, Makasar dan Sumbawa Barat.
Ketua Umum HMI Cabang Sumbawa Barat, Teddy Agusdiansyah mengatakan, tujuan pelaksanaan LK II yaitu, terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual untuk memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi.
“Tujuan pelaksanaan LK II akan bisa kita capai dan terapkan di cabang masing masing, jika kita mengikuti proses ini dengan sungguh sungguh,” kata Teddy, sembari menyebutan pemateri LK II terdiri dari kalangan akademisi, praktisi, politisi, TNI dan POLRI.
Sementara itu, Ketua Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) Sumbawa Barat, Nurul Jihad, S.Ag.,M.Pd menegaskan bahwa, alumni LK II harus bisa menjunjung tinggi, serta berkomitmen dalam beramar ma’ruf nahi mungkar.
“LK 2 harus bisa mengikhtiarkan melahirkan kader kader yang beramar ma’ruf nahi mungkar. Oleh karenanya, kader HMI kedepan harus memiliki kemampuan dalam memetakan perkembangan peradaban, serta memformulasikan ide dan gagasannya,” terang Nurul Jihad.
Untuk memiliki kemampuan yang demikian, dirinya berharap pelaksanaan LK II harus bisa menguras habis cara berfikir, berdiskusi, serta berdebat dengan cara yang baik. Cara yang baik itu, tentu berfikir kritis konstruktif.
“Jika cara berposes di wadah perkaderan ini sudah tepat, maka akan lagir pemimpin akan mengetahui jalan, merasakan jalan itu seperti apa, baru kemudian menujukkan orang kepada cahaya,” tukas Nurul Jihad.
Senada dengan Ketua KAHMI, Wakil Bupati Fud Syaifuddin, ST mengatakan, tantangan kader HMI kedepan sangat kompleks. Gimana generasi 5.0 merupakan suatu konsep masyarakat yang berpusat kepada manusia yang berbasis teknologi. Tentunya tantangannya adalah perkembangan teknologi yang pesat.
“Tipikal generasi 5.0 ini, ada sisi positif dan negatifnya. Positifnya, generasi menjadi lebih sensitif, kritis dan berani mengungkapkan sesuatu melalui media sosial. Namun, terkadang berani di media sosial, tapi tidak berani di dunia nyata,” jelas Fud Syaifuddin.
Kondisi generasi 5.0 yang demikian, kata Fud, bisa menjadi tantangan maupun peluang di masa mendatang. HMI harus bisa mencetak generasi melalui perkaderannya, menjadi generasi yang memiliki daya kritis konstruktif, narasi yang disaring melalui kajian yang mendalam, agar bisa mempertanggungjawabkan gagasannya.
“Kita percaya HMI diberikan kesempatan mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan. Bagaimana diatur pola pikir kadernya, bagaimana mengkritisi sesuatu dalam berbangsa, bernegara, beragama dengan pandangan yang luas,” tandas Fud Syaifuddin, sembari membuka pelaksanaan LK II Nasional tersebut. (Enk. Radio Arki)