“Tingginya harga komoditi pangan ternyata sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Betapa tidak, pemenuhan atas komoditi pangan di Kabupaten Sumbawa Barat masih mendatangkan dari luar daerah”
Taliwang.Radio Arki- Salah satu penyebab kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat adalah mahalnya biaya hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Dampak negatif dari gejolak harga pangan tersebut dirasakan juga oleh para produsen kecil pengguna komoditas sebagai bahan baku produk.
Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disprindag dan UMKM) Sumbawa Barat melalui Kepala Bidang Perdagangan, Beri Hamdan, SP,Msi yang di konfirmasi media ini, Jum’at (21/7) mengakui cukup tingginya biaya hidup masyarkat. Namun hal itu dikarenakan pemenuhan kebutuhan pangan daerah masih ketergantungan dengan daerah lain.
“Untuk pemenuhan pangan kita itu banyak didatangkn dari luar daerah, seperti Bima, Lombok, Sumbawa. Itulah kenapa harganya sedikit lebih malah ketimbang daerah lain,” terangnya
Beberapa komoditi pangan yang dimaksudkan adalah cabai dan sayur-sayuran itu kebanyakan datang dari Pulau Lombok. Sedangkan bawang dan ikan didatangkan dari Kabupaten Bima dan Sumbawa Besar. Jadi, setiap pangan yang datang itu ada nilai biaya tambahan yang dikeluarkan oleh pengusaha lokal.
“Itu artinya, selain harga beli barang, ada juga biaya transpotasinya. Dari itulah soal harga jualnya pasti meningkat 2 kalilipat atau bahkan lebih,” ujarnya
Menyinggung soal langkah pemerintah, kata Beri, pemerintah dalam hal ini dinas tersebut tak dapat berbuat banyak soal upaya penekanan harga, terkecuali harga produk yang bersumsidi. Lantaran belum ada regulasi yang mengatur peredaran harga pangan lainnya. Namun pemerintah terus melakukan serangkaian pemantauan perkembangan harga-harga pangan terpenting kurun waktu sekali dalam seminggu dan melakukan pembinaan terhadap pedagang-pedagang lokal. Tetapi seringkali dengan hasil yang tidak sepenuhnya memuaskan, seperti harga bahan bakar minyak tanah bersubsidi ditemukan terjual melebihi Harga Eceran Tetap (HET) dan juga ada beberapa produk yang tidak layak jual.
“Kami selalu melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap harga. Bila kami temukan produk yang tidak layak jual, kami sita. Sedangkan untuk pengecer mitan yang nakal, kami berikan peringatan dan bila terulang lagi maka ijinnya akan kami cabut,” tandasnya
Untuk diketahui soal info harga sembako, kata Beri terbilang stabil dalam bebera minggu terakhir setelah puasa dan lebaran. Seperti Beras kualitas super seharga R. 9.333, gula Rp. 15.000 sekilo gram, dan minyak goreng seharga 16.000 seliter. Sedangkan harga daging sapi mencapai Rp. 110.000, daging ayam potong Rp. 44.000, dan harga daging ayam kampung Rp. 55.000. selain itu, harga cabai rawit merah adalah Rp. 40.000, cabai rawit hijau Rp. 15.667, untuk cabai merah biasa berkisar Rp. 30.000 dan cabai merah keriting Rp. 25.000 sekilonya. “peredaran harga sementara masih stabil. Ini data yang kami temukan berdasarkan laporan tim yang turun di sejumlah pasar yang ada, untuk laporan mingguan.” Pungkasnya. (Moerdini.Radio Arki)