NEWS

Poli Mata Kembali Beroperasi, RS Assyifa Datangkan Dokter Specialis Dari Sini….

Sumbawa Barat. Radio Arki- Direktur RSUD ASSYIFA dr. Carlof Sitompul kepada media ini, Senin 13/2 siang tadi, mengungkapkan, poli mata di Rumah Sakit Assyifa kembali beroperasi. Tak tanggung-tanggung, untuk mengoperasikan poli tersebut, pihaknya harus mendatangkan dokter specialis dari RS Sanglah Bali.

“ini memang sudah komitmen kita (RS Assyifa) untuk memperbaiki layanan. Kebetulan kita punya Kerjasama yang kita bangun dengan (RS) sanglah, salah satunya bekerjasama tentang ketersediaan dokter.” Bebernya.

Pelayanan untuk poli mata tersebut telah dibuka pertanggal 4 Januari 2023 lalu. Memang sebelumnya layanan ini telah ada di RS. Assyifa semenjak tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 laku. Terapi karena terkendala covid-19, maka layanan ini sempat dihentikan.

Pada akhir tahun 2022, kata Carlof, komunikasi dengan pihak rumah sakit Sanglah kembali dibangun, khususnya tentang layanan poli mata. Dalam kerjasama yang dibangun, pihak rumah sakit Sanglah akan memberikan bantuan untuk dokter specialis pada layanan tersebut di RS Assyifa Taliwang.

“mereka mengabdi minimal 2 bulan lamanya, setelah dua bulan maka dokter Spesialis tersebut bisa kembali ke Rumah Sakit Sanglah Bali dan bisa memperpanjang masa mengabdinya di RSUD Assyifa,” bebernya.

“Kalaupum memang yang bersangkutan tidak mau melanjutkan, nanti (RS) Sanglah kembali mendatangkan dokter specialis mata yang lain. Namun kita berharap dari kerjasama ini, ada salah satu dokter Spesialis yang mau bertahan lama, bahkan permanen di KSB, agar kita bisa memiliki Dokter Spesialis yang tetap di RSUD Assyifa.” Urainya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa, sudah beberapa dokter spesialis mata yang datang dan harus pergi dengan banyak alasan, kadang kultur kita tidak sama, faktor keluarga, dan ada juga faktor bisnis. Mengingat di Sumbawa Barat hanya ada satu rumah sakit, tentu ini berpengaruh kepada banyaknya tempat yang dapat diberikan pelayanan oleh dokter tersebut.

“Seperti Mataram ada banyak rumah sakit. Jadi dokternya bisa menerima layanan pada rumah sakit yang berbeda. Kondisi inilah yang sering kita alami, sehingga sampai sekarang belum ada Dokter Spesialis mata yang bertahan. Untuk itu saya berharap agar semua pihak bekerjasama untuk menciptakan suasana aman dan nyaman bagi dokter, agar dokter tersebut mau bertahan di Sumbawa Barat.” Demikian, tutup Carlof. (Iwenk/adv. Radio Arki)

Related posts

Jokowi Batal Ke KSB, Mendikbud Beri Uang

ArkiFM Friendly Radio

Rombongan ‘Ekspedisi Talonang’ Berbagi 50 Paket Belajar

ArkiFM Friendly Radio

Pemprov NTB Mulai Lirik Pembangunan Infrastruktur Di KSB