NEWS

Pengembangan BUMDes, Resolusi Ekonomi Ditengah Pandemik (1)

Oleh : Unang Silatang

Sumbawa Barat. arkifm.com- Pandemik Covid-19 telah meluluhlantahkan perekonomian global, tak terkecuali indonesia ataupun Sumbawa Barat.  Jatuhnya sektor ekonomi sudah pasti berdampak kepada meningkatnya angka kemiskinan. Dalam studi yang dilakukan SMERU, salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat bidang social, mencatat satu dari sepuluh orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan.

Kondisi ini juga menjadi ‘bayang-bayang’ yang juga mulai dirasakan di desa. Sehingga perlu formulasi yang tepat, agar tidak berdampak sistemik terhadap kondisi social kemasyarakatan di level desa. Membaca kondisi itu, kementerian desa langsung tancap gas dan membuat formulasi turunan berdasarkan program Paket Ekonomi Nasionial (PEN) dalam menghadapi pandemic, yaitu dengan merevitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

BUMDes secara aturan, memang dalam dua tahun terakhir menjadi bagian prioritas yang harus difokuskan oleh desa untuk dikembangkan. Karena dengan adanya BUMDes, maka perekenomian didesa masih tetap bisa running (berjalan.baca), mengingat semua rantai ekonomi di BUMDes, tersentral di desa. Bahkan berpotensi bisa dikembangkan lebih luas, agar memberikan dampak sistemik kepada masyarakat desa.

“BUMDes sekarang wajib didata melalui system oleh kementerian desa. Ini penting!, agar kementerian desa dapat melihat dan mengukur bagaimana kebangkitan ekonomi di level desa ditengah pandemic dapat terus meningkat,” terang, Koordinator Kabupaten Program Pembagunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sumbawa Barat (P3MD) Kementerian Desa PDTT RI, Ktut Hetty Achjar, SE, belum lama ini, kepada media ini.

Berdasarkan data 2021, dari 57 desa yang ada di Sumbawa Barat, sudah 90 persen memiliki BUMDes, hanya saja baru beberapa desa yang terlihat sangat maju, apalagi ditengah pandemic. Salah satu BUMDes yang justru menggeliat ditengah pandemic adalah BUMDes Karya Mandiri Desa Mura, Kecamatan Brang Ene.

Sektor Bisnis yang dikembangkan oleh desa ini adalah peternakan ayam dengan dua jenis, yaitu ayam potong dan ayam kampung super. Walhasil, dalam kurun tahun 2022 peternakan ini telah nampak membuahkan hasil yang luar biasa. Baik itu hasil produksi, dan termasuk juga serapan tenaga kerja.

Data IDM diatas adalah data IDM untuk desa Mura. meskipun terjadi pandemik secara ekonomi tidak memberikan dampak yang cukup signifikan, dan keaktifan BUMDes menjadi salah satu faktor pendukung (Sumber: situs IDM kemendesa PDTT)

“alhamdulillah berkembang, setahun ini sudah dua kali panen. Dan dalam waktu dekat ini akan segera di panen lagi. Dan setidaknya ada 11 orang yang menjadi pengelola ternak ini, semua melalui manajemen BUMDes yang telah dibentuk. Jadi kami yakin ini akan terus berkembang, tak terkecuali ditengan pandemic.” terangkan Kepala Desa Mura, Sirajul Munir, saat ditemui di DPMD Sumbawa Barat, siang (09/12) tadi.

Dalam data pencapaian pembangunan di desa Mura melalui Indeks Desa Membangun tahun 2020 dan tahun 2021, tercatat bahwa terdapat peningkatan point capaian pembangunan di desa Mura yaitu dari 0,7178 ditahun 2020 menjadi 0,7229 di tahun 2021. Bahkan pada tahun 2022, untuk Indeks Desa Membangun Desa Mura telah mampu mencapai status tertinggi yaitu Desa Mandiri. Dan indicator perekonomian menjadi indicator yang paling mempengaruhi.

“kalau melihat data, maka desa yang memiliki data IDM meningkat di tahun ini adalah desa yang memiliki BUMDes cukup aktif. Seperti desa Kalimantong, desa Moteng dan beberapa desa lainnya.” ungkap, Hetty. (Bersambung)

Related posts

Wabup Sebut Migrasi Penduduk Salah Satu Faktor Penyumbang Angka Stunting

ArkiFM Friendly Radio

Penanganan Gempa di KSB Terbaik di Indonesia

ArkiFM Friendly Radio

Ketika Bupati KSB Menilai “Tidak Melayani Sumbangan Dalam Bentuk Apapun”