Sumbawa Barat. Radio Arki – Duta Gerakan Pelajar Sadar (Garda) Administrasi Kependudukan (Adminduk) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), sudah dikukuhkan bulan November 2022 lalu. Keberadaan duta ini nantinya, akan membantu pelajar di sekolah tingkat SMA sederajat untuk menjadi fasilitator informasi di antara sesama pelajar.
“Duta ini bukan Cuma memberikan support ke Dukcapil untuk kegiatan perekaman dan pelayanan. Tapi mereka dibentuk sebagai agen perubahan di sekolah . Mereka akan menjadi fasiolitator informasi dan advokasi sebaya di antara mereka,” kata kabid pemanfaatan data dan inovasi pelayanan Dukcapil KSB, Hayatunnufus Wikamto, S.Kom.,M.Si, belum lama ini.
Gerakan ini kata dia, terdiri dari dua pilar di sekolah. Pertama pelajar yang dibentuk menjadi duta dan satunya lagi guru pendamping yang megkoordinir duta di sekolah.
“Jadi ada 4 duta di setiap sekolah, 2 orang di kelas X dan 2 orang di kelas XI. Masing masing 2 orang putra dan 2 orang putri. Saat ini baru 13 sekolah negeri Se- KSB yang sudah ada dutan beserta 2 guru pendamping di masing masing sekolah,” bebernya.
Tugas sebagai duta, lanjut dia, tidak akan memberatkan para pelajar. Duta yang sudah dibekali oleh Dukcapil, akan meneruskan informasi yang berkaitan dengan adminstrasi kependudukan melalui saluran WhatsApps Grup yang sudah dibuat.
“Sebut saja misalnya jika ada salah satu pelajar yang kartu keluarganya sobek, maka duta ini nanti bisa menyambungkan informasi tersebut untuk ditindaklanjuti oleh dinas,” terangnya.
Termasuk jika ada kegiatan perekaman KTP-El di sekolah. Dimana Duta Garda Adminduk bisa menjadi salah satu agen dalam mendorong partisipasi teman sebaya dalam melakukan perekaman.
“Kita sebenarnya sudah punya target di satu sekolah berapa orang yang sudah dilakukan perekaman. Dengan mengaktifkan garda sebenarnya itu sudah luar biasa. Tinggal kita evaluasi agar lebih maksimal lagi kedepannya,” ungkapnya.
Kendati keberadaan duta sudah luar biasa, ia juga mengaku kadang ada beberapa kendala di lapangan saat Dukcapil melaksanakan tugas perekaman di sekolah sekolah.
“Macam macam pak, ada yang insecure dengan penampilannya. Ada juga anak anak yang susah dikoordinir. Belum lagi kendala teknis ketika terjadi error pada peralatan perekaman. Nah, kondisi kondisi seperti ini bisa kita minimalisir, manakala kita melalakukan koordinasi dan persiapan dengan baik,” tandasnya. (Enk. Radio Arki)