NEWS

Piloting 3 Desa di KSB, SOMASI NTB Perkenalkan Model Pengentasan Kemiskinan

Keterangan : Workshop metode SLA di Poto Tano bersama pemangku kepentingan

Sumbawa Barat. Radio Arki – Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (SOMASI) Nusa Tenggara Barat (NTB) setahun telah melakukan piloting proyek model pengentasan kemiskinan di tiga desa, yaitu Tambak Sari di Poto Tano, Manemeng di Brang Rea, dan Pasir Putih di Maluk.

Pengambilan sampling terhadap ketiga desa tersebut mempertimbangkan banyak hal, termasuk setelah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

“Kegiatan ini sebenarnya menjadi bagian program yang kami lakukan dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan. Pada metode yang kami perkenalkan kami menggunakan tools sustainable liverhood approach (SLA),” terang Direktur Somasi NTB, Dwi Arie Santo kepada media ini.

Ia menjelaskan, metode Sustainable Livelihood Approach (SLA) atau Pendekatan Mata Pencaharian Berkelanjutan adalah metode untuk menganalisis dan mengubah kehidupan masyarakat yang mengalami kemiskinan dan ketidakberuntungan. Pendekatan ini didasarkan pada beberapa prinsip, diantaranya pendekatan partisipatif yang mengakui bahwa semua orang memiliki kemampuan dan aset yang dapat dikembangkan, membangun kekuatan dan kapasitas yang ada, memberdayakan masyarakat setempat melalui berbagi informasi dan pengembangan kapasitas, memandang masyarakat secara holistik, mengakui kompleksitas hubungan antara berbagai aspek kehidupan manusia.

SLA didasarkan pada lima pilar atau aset mata pencaharian, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal alam, modal finansial. SLA dapat menjadi pendekatan yang tepat untuk menjadi basis argumentasi membuat program pengembangan masyarakat.

Untuk memperkenalkan metode ini, SOMASI NTB bahkan menggelar workshop khusus terhadap pemangku kepentingan pada tiga desa tersebut dengan harapan metode ini dapat menjadi pendekatan yang senantiasa digunakan dalam pengentasan kemiskinan di desa kedepan.

Kegiatan ini dilakukan SOMASI NTB bekerja sama dengan PATTIRO dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Sementara workshop dilaksanakan secara bertahap perkecamatan. Dimulai dari kecamatan Maluk yang kegiatannya dilaksanakan di aula kantor Desa Pasir Putih pada tanggal 12 September 2024, dilanjutkan di Brang Rea di aula kantor Desa Manemeng pada tanggal 19 September 2024, dan terakhir di Poto Tano di aula kantor Desa Tambak Sari pada tanggal 24 September 2024.

Sementara itu, sekretaris daerah DPMDes Sumbawa Barat, H. Abdul Muthalib, S.Pd pada kesempatan kegiatan workshop SLA di kecamatan Poto Tano mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar SOMASI NTB karena sangat membantu desa dalam pengentasan kemiskinan.

“metodenya sederhana dan dapat mudah dipahami, dengan metode ini desa dapat mengetahui langkah-langkah ke depan. Metode yang menarik, semoga desa-desa lain juga dapat belajar dan menerapkan metode yang sama,” pungkasnya. (Admin01. Radio Arki)

Related posts

Bupati Pimpin Apel Kesiapan TNI Polri Hadapi Pemilu

ArkiFM Friendly Radio

Bawaslu KSB Seret Dua ASN Dugaan Politik Praktis

ArkiFM Friendly Radio

Penjelasan Sri Mulyani Soal Ruginya Orang RI Kalau Tarik Uang Massal

ArkiFM Friendly Radio