Keterangan : Tenaga pembibitan sedang melakukan pengecekan bibit di tempat pembibitan
Sumbawa Barat. Radio Arki– Reklamasi tambang yang merupakan kewajiban perusahaan pertambangan menjadi sangat berbeda bagi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT). Pasalnya selain menyadari akan adanya kewajiban untuk melestarikan lingkungan, pemberdayaan ekonomi lokal yaitu penyiapan pembibitan oleh kelompok lokal menjadi berkah tersendiri dalam reklamasi perusahaan tambang ini.
Budi Iswanto (52), petani pembibitan di Desa Tongo, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak pernah membayangkan bahwa usahanya akan menjadi salah satu komponen utama dalam menjaga lingkungan PT AMNT dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desanya.
Beberapa tahun lalu, kelompok ini mulai mengembangkan usaha pembibitan tanaman endemik di sekitar area tambang, sedikitnya ada 26 jenis tanaman yang telah berhasil di budidayakan di tempat pembudidayaan (nursery) dengan berbagai varietas tanaman, seperti merbau, suren sentul, kemiri, aren, dan rotan. Seiring berjalannya waktu, usaha pembibitan ini kini menjadi salah satu penopang utama dalam proyek reklamasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).
“Sejauh ini, kami telah memasok sekitar 145.000 bibit tanaman endemik untuk area reklamasi. Tahun lalu saja, kami menyuplai sebanyak 98.000 bibit tanaman berbagai macam. Ini adalah hasil kerja keras bersama yang tentunya memberikan dampak positif bagi kami semua,” ungkap Budi.
Adanya tempat pembibitan ini telah mampu membuka lapangan kerja bagi warga Desa, khususnya di desa Tongo. Karena setidaknya ada 20 orang lainnya yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang terlibat aktif dalam proses penyiapan bibit, sehingga menjadikan aktifitas ini sebagai sumber pendapatan tambahan.
“aktifitas ini bisa membantu perekonomian keluarga, karena pekerjaannya sederhana dan dekat dengan rumah. Ini adalah bentuk nyata dari konsep ekonomi hijau yang tidak hanya peduli pada lingkungan, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Selain Budi, AMMAN juga menggandeng Elizabeth Najib yang juga memiliki kompetensi unggul dalam mengelola pembibitan dari Desa Sekongkang. Bersama dua kelompok persemaian masyarakat (community nursery) setempat, AMMAN berkomitmen dan berupaya untuk berkontribusi positif terhadap lingkungan dalam hal reklamasi tambang serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lingkar tambang dari sisi ekonomi.
Reklamasi Tambang dan Produk Lokal
Kontribusi masyarakat lingkar tambang dalam reklamasi tidak hanya terbatas pada pembibitan tanaman. Ada juga usaha kecil lainnya yang turut serta, seperti pembuatan coconet dari sabut kelapa dan ijuk dari pohon aren. Kedua produk ini sangat dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya erosi di lahan reklamasi, terutama di lereng dengan tingkat kemiringan yang curam.
Dalam implementasinya, AMMAN telah menjalin kerja sama dengan dua pemasok utama di Kecamatan Maluk dan Taliwang, yang mempekerjakan lebih dari 60 orang dari masyarakat setempat. Setiap tahun, area reklamasi tambang membutuhkan 7.000 rol coconet, dengan estimasi per hektar membutuhkan 180 rol.
Senior Manager Corporate Communications AMMAN, Dinar Puja Ginanjar mengatakan, program pemberdayaan yang melibatkan masyarakat lokal ini telah menunjukkan hasil yang positif. Karena selain melakukan kewajiban reklamasi, ada juga pemberdayaan ekonomi lokal dalam serangkaian aktifitas itu.
“AMMAN senantiasa mendukung program yang memberdayakan masyarakat sekitar tambang. Selain usaha pembibitan, kami juga melaksanakan berbagai program lain seperti penanaman aren, konservasi mata air, konservasi Gili Balu, dan penanaman mangrove. Semua ini dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan sekitar tambang,” terangnya.
Seperti diketahui, keberhasilan program dalam memberikan dampak bagi komunitas sekitar, program Community Nursery yang diinisiasi oleh AMMAN ini telah berhasil meraih penghargaan Subroto Awards 2023 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (Adv/admin01. Radio Arki)