Sumbawa Barat, Arki Radio- Meskipun Indonesia telah dinyatakan Darurat Narkoba oleh karena meningkatnya kasus penyalahgunaan Narkoba, di Sumbawa Barat ternyata gerakan terhadap bahaya barang haram tersebut masih cuek ditanggapi masyarakat Sumbawa Barat. Hal itu setidaknya dilihat dari respon public Sumbawa Barat terhadap kampaye bahaya narkoba yang cenderung pasif.
Kepala BNNK Sumbawa Barat, AKBP Denny Priady, kepada www.arkifm.com, mengungkapkan, salah satu yang menjadi kesulitan BNNK untuk memerangi bahaya Narkoba, adalah sikap skeptic warga Sumbawa Barat terhadap gerakan kampanye yang dilakukan BNNK Sumbawa Barat, padahal dari data yang dihimpun BNNK Sumbawa Barat, kasus Narkoba di Sumbawa Barat cenderung meningkat.
“masalah besar kita adalah mengundang proaktif banyak pihak terhadap perang melawan Narkoba. Padahal hampir semua komunitas dan elemen sudah pernah kami sosialisasikan,” terangnya
Kasus penyalahgunaan narkoba memang secara nasional ataupun seluruh daerah selalu saja mengalami peningkatan. Tetapi, kondisi itu tidak boleh membuat siapapun atau semua elemen menyerah apalagi masa bodoh. Karena inilah yang masalah besar dalam perang melawan narkoba.
Kalau menyangkut pejabat public dan menyangkut keluarga, beber denny, baru ini dinilai menarik dan menyita perhatian banyak pihak. Padahal, perang narkoba ini sudah harus menjadi gerakan bersama karena hamper semua elemen menjadi target dari pengedar.
Lebih lanjut, ia menegaskan, berbagai gerakan dan gagasan akan terus diupayakan untuk memerangi Narkoba. Karena selain membahayakan generasi, Narkoba juga mengancam kehidupan social Sumbawa Barat, yang memang dari awal sudah meletakkan moralitas keagamaan sebagai fondasi tatanan sosial.
“kita terus berjuang, tidak ada kata menyerah (melawan Narkoba). Masalah terus meningkat itu persoalan lain. Meskipun BNNK juga punya tugas rehabilitasi, tetapi yang paling penting adalah pencegahan. Inilah yang perlu respon aktif banyak pihak,” harapnya. (US-ArkiRadio)