ARKIFM NEWS

Kawasan Mantar Bakal Diintegrasikan Dengan Wisata Kuliner Apung Di Poto Tano

“Desa Mantar saat ini telah menjelma menjadi objek wisata favorit di Sumbawa Barat. Berbagai even nasional dan internasional telah dilaksanakan di desa yang memiliki spot parahlayang eksotis tersebut. untuk itu butuh penunjang agar kawasan ini bisa terus berkembang dan menjadi daya dorong bagi sektor wisata lain diwilayah sekitar.”

Sumbawa Barat. Radio Arki- Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Sumbawa Barat, Arif Rahman menerangkan bahwa, berdasarkan perencanaan yang telah disusun dalam DED (Detail Engineering Design) kawasan objek wisata desa Mantar akan diintegrasikan atau ditopang dengan wisata kuliner di desa Poto Tano.

“ini sudah dianalisa, dan memang melihat kebutuhan pengembangan kedepan kawasan wisata Mantar itu, perlu sekali dibuat sesuatu yang bisa menopang atau menjadi daya tarik. Dan wisata kuliner di kawasan Poto Tano bisa sangat strategis.” Terangnya, belum lama ini.

Dijelaskan, dalam dokumen DED itu, kawasan Mantar sebagai destinasi wisata memang dapat dianggap cukup familiar atau sudah mulai dikenal publik secara luas.  Dan wisata Mantar sekarang sudah dianggap ‘surga’ bagi para pecinta paralayang.  Sedangkan disisi lain, kata Arif, tidak jauh dari desa Mantar juga terdapat destinasi wisata pulau kecil yang masuk dalam gugusan gili balu yaitu Pulau Kenawa.  untuk itu dengan keberadaan kawasan wisata kuliner tentu ini akan bisa terintegrasi dan menjadi kawasan wisata yang menarik.

“Poto Tano itu pintu masuk pulau Sumbawa, dan berdekatan dengan itu juga ada destinasi wisata. Jadi sangat tepat kalau ada kawasan kuliner di Desa Poto Tano sebagai tempat transit dan bisa menjadi daya topang kawasan Mantar dan pulau Kenawa,” bebernya.

Pengambangan kawasan Mantar dan pulau Kenawa memang sudah menjadi fokus pemerintah. Katanya, dan pola atau model wisata terintegrasi ini diyakini bisa dapat mempercepat pengambangan kedua kawasan tersebut.

“itu memang sudah komitmen (pemerintah). Dan sebagai langkah awalnya disusunlah DED untuk melihat dan sebagai perencanaan pengembangan kedepan.” Demikian, tutupnya. (Unang Silatang/Advertorial.Radio Arki)

Related posts

Menjanjikan, Budidaya Bawang Merah di KSB Makin Dilirik

ArkiFM Friendly Radio

Coklit Perdana, KPU KSB Sasar Kediaman Sejumlah Tokoh

ArkiFM Friendly Radio

TGH Fauzan Zakaria Pimpin Asosiasi Media Siber Indonesia NTB 

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment