“Aksi protes terhadap hasil tes tulis perekrutan PT Mahmaon Indonesia belum ditanggapi oleh pemangku kepentingan. Padahal dalam aksi itu, secara ekstrim pencari kerja di warga lingkar tambang melibatkan keluarga. Baik itu anak dan juga ibu-ibu.”
Sumbawa Barat. Radio Arki- Setelah melakukan aksi protes dengan menutup sejumlah titik akses masuk tambang Batu Hijau, Minggu (28/1) pagi tadi. Massa aksi berjanji akan tetap melanjutkan aksi protes tersebut, dan akan melibatkan massa yang lebih besar. Hal itu pasalnya akan terus dilakukan sampai pemangku kepentingan mau memberikan solusi atas persoalan dan tuntutan massa aksi tersebut.
“kami tetap akan terus turun aksi sampai mau didengar oleh perusahaan. Dan terkait keinginan bupati agar bertemu di Taliwang, warga telah sepakat tidak akan menemui. Jadi kalau bupati mau menemui kami, maka kami harapkan bupati mau menemui kami di titik aksi atau di kantor desa kami.” Tegas Wildan, salah satu coordinator aksi di Desa Tongo.
Sebelumnya, dari informasi yang dhimpun media ini, sejumlah pemangku kebijakan di kecamatan lingkar tambang (Camat Sekongkang dan Kepala Desa tongo), dan kepala Brimob berhasil menumui BUpati Sumbawa Barat untuk membahas tentang tuntutan massa aksi. Dan dalam pertemuan itu, orang nomor satu di tanah undru itu bersedia menemui perwakilan massa aksi di Taliwang (Ibukota KSB).
“tadi kepala brimob minta agar kita ketemu bupati di Taliwang besok (senin 29 Januri.red). Tetapi kami sepakat untuk meminta bupati turun dan menemui kami disini.” Ujarnya.
Dalam pantauan langsung www.arifm.com, massa aksi terus melakukan sampai sore . bBhkan di salah satu titik aksi, di Gate Swiss desa Tongo, massa aksi membangun tenda dan melibatkan ibu dan anak sebagai simbolisasi perlawanan dan tuntutannya. sementara itu, Bupati Sumbawa Barat yang berusaha dikonfirmasi media ini belum memberikan keterangan apapun terkait aksi tersebut. (Afhan/Unang Silatang. Radio Arki)