“Usia tua yang seharusnya tinggal menikmati masa hidupnya, terpaksa harus dikubur dalam dalam oleh sepasang lansia ini. Untuk memenuhi kehidupannya, sepasang lansia di Desa Poto Tano ini mengharapkan uluran tangan dari orang lain karena tak mampu lagi bekerja banting tulang.”
Sumbawa Barat. Radio Arki – Nenek Kincah (81), warga Dusun Pinamin, Desa Poto Tano mengaku sering melakukan aktifitas mengemis di kapal Ferry yang sedang nyandar di Pelabuhan Poto Tano. Ia mengaku mengemis untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Tak hanya itu, mirisnya lagi, uang yang dikumpulkan dari hasilnya mengemis digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pengerjaan rumahnya yang sedang direnovasi..
“Kemarin saya kumpulkan uang sampai 1 juta dari hasil mengemis dan sedekah sedekah dari orang. Oleh tukang yang mengerjakan rumah saya, dia minta uang buat beli bahan bahan yang kurang. Akhirnya saya kasih semua”, Beber Nenek Kincah, dengan wajah tampak lesuh.
Ia mengaku sejak rumahnya di bongkar oleh Agen Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) satu bulan yang lalu. Ia mulai berfikir keras mencari tambahan biaya untuk pembangunan rumahnya, karena semua biaya tambahan selain biaya material ditimpah kepadanya.
“Kalau saya tidak mengemis mas, gimana caranya saya bisa makan. Gimana caranya agar suami saya bisa ngopi. Gimana caranya saya bisa cari tambahan buat bayar tukang dan beli kebutuhan lainnya”, Cetusnya kepada wartawan www.arkifm.com, kemarin (30/7).
Kehidupan nenek Kincah bersama suaminya begitu miris. Sepasang lansia yang juga penerima manfaat program bedah rumah ini, sembari menunggu rumahnya jadi, memilih tinggal dikolong rumah keluarganya dalam kondisi yang sangat tidak layak.
Menanggapi hal demikian, M. Nur Hasan, Kepala Desa Poto Tano kepada wartawan www.arkifm.com saat dikonfirmasi via seluler, Kemarin (30/7), membenarkan bahwa nenek kincah sering melakukan aktifitas mengemis di kapal Ferry yang nyandar di pelabuhan poto tano.
“Nenek kincah ini sudah lama melakukan aktifitas mengemis, sudah sering saya sarankan, jauh sebelum saya menjabat sebagai kepala desa agar beliau berhenti mengemis”, Terangnya.
Disinggung oleh wartawan, soal ada atau tidak bantuan dari desa kepada sepasang lansia ini. Kades berdalih tidak ingin adanya tumpang tindih antara program dari Pemerintah Desa dengan program dari Pemerintah Daerah.
“Oleh Pemerintah Desa ada bantuan untuk masyarakat, hampir sama dengan program Pak Bupati. Namun, saya juga tidak mau adanya tumpang tindih antara program desa dengan program pemerintah daerah. Cuma, memang harus ada upaya upaya lain yang harus kita lakukan”, Ucapnya, sembari menutup telpon dan meminta wartawan menemui diruanganya besok. (Enk. Radio Arki)