Sumbawa Barat. Radio Arki – Akibat hujan yang mengguyur wilayah Selatan Kabupaten Sumbawa Barat sejak Sabtu (2/11), membuat akses utama yang menghubungkan antara wilayah Desa Tatar dengan Desa Talonang Baru mengalami longsor dahsyat, beberapa pohon tumbang, 1 jembatan putus dan 1 jembatan mengalami rusak parah.
Dalam pantauan wartawan www.arkifm.com yang meninjau langsung lokasi longsor di antara wilayah Tatar dan Talonang Baru, Kecamatan Sekongkang, kemarin (5/11), akses utama yang menghubungkan antara Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar melalui jalur selatan terputus. Beberapa warga yang sehari hari datang dari Desa Talonang Baru menuju dan melintasi Kota Taliwang, harus rela berbalik arah menggunakan rute dari Kecamatan Lunyuk menuju Kota Sumbawa Besar, baru kemudian menuju Kota Taliwang.
“Akibat hujan yang sangat deras menguyur wilayah Kecamatan Sekongkang dan sekitarnya mengakibatkan Jalan dan gunung mengalami longsor hebat, batu berukuran raksasa berserakan di tengah jalan, jembatan putus, belum lagi pohon yang tumbang. Ini sangat berbahaya terutama kami warga Talonang yang sering melintasi jalan ini”, Ujar Muhammad Gazali, warga Desa Talonang Baru yang hendak menuju Kota Taliwang.
Untuk menuju wilayah Kota Taliwang yang hanya menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam dari Desa Talonang Baru, terpaksa dihabiskan dengan menggunakan waktu sekitar 8 jam dengan menggunakan rute dari Kecamatan Lunyuk, Kecamatan Lenangguar, Kecamatan Moyo Hulu, Kecamatan Sumbawa, baru kemudian menuju Kota Taliwang menggunakan jalan Negara.
“Kasian kami ini warga Talonang harus mutar mutar lewat Lunyuk untuk mengurus segala keperluan di Taliwang pak. Kami tidak ingin terisolasi lagi seperti dulu”, Keluh Nurhasanah, seorang petani asal Desa Talonang Baru.
Ia mengungkapkan kejadian longsor yang menimpa jalur Tatar Talonang kerap terjadi setiap memasuki musim hujan. Namun, kejadian yang terjadi saat ini merupakan bencana yang paling parah, karena bukan saja batu dan pohon dari atas gunung yang turun ke tengah jalan, tapi longsor juga menyebabkan sebagian bahu jalan jatuh ke dalam jurang.
“Itukan bahu jalannya jatuh ke dalam jurang pak, bahu jalan yang tersisa tinggal menunggu waktu saja untuk ikut jatuh ke dalam jurang karena sudah tidak ada tanah penahannya lagi. Belum lagi jembatan sepanjang 7 meter terputus”, Jelas Nurhasanah, dengan berlinang air mata.
Ia berharap pemerintah memberi solusi terkait terputusnya jalan utama yang menghubungkan desa Talonang dengan wilayah lainnya di Kecamatan Sekongkang tersebut, sehingga akses mobilisasi masyarakat untuk mengurus segara keperluan bisa teratasi.
“Sudah 2 hari sejak longsor, tapi kami belum lihat batang hidungnya perwakilan Pemerintah Daerah. Selaku wilayah yang paling ujung di Sumbawa Barat, kami berharap Pemerintah Daerah segara beri atensi. Paling tidak kalaupun belum ada solusi karena membangun jembatan bukanlah perkara mudah, minimal datang memberikan himbauan kepada warga agar berhati hati”, Tukas Nurhasanah. (Enk. Radio Arki)