Mataram. Radio Arki- Keberadaan PGRI sebagai organisasi profesi guru memang selama ini cukup dikenal, sayangnya keberadaan profesi guru itu belakangan mulai disoal dan dituding tidak memberikan manfaat apapun. Bahkan tak sedikit guru dibawah naungan kementerian yang berencana keluar dari organisasi profesi guru terkemuka tersebut.
Menanggapi tudingan tersebut, ketua PGRI NTB, Ali Rahim, kepada wartawan media ini menanggapi santai kondisi tersebut. Bahkan meminta kepada guru, baik itu guru dbawah naungan kementerian pendidikan langsung ataupun kementerian lain untuk lebih bijak melihat dan mengetahui bagaimana perjuangan PGRI atas setiap hak guru.
“hampir semua hak guru yang ada sekarang adalah karena perjuangan PGRI. Seperti dana sertifikasi,”bebernya, senin (7/11).
Menurut Ali, persoalan tersebut hanya persoalan komunikasi dan koordinasi. Jadi terkait permasalahan tersebut. Ada hirarki komunikasi yang bisa dilakukan untuk mempermudah komunikasi guru dengan pengurus PGRI dibawah, baik itu dikecamatan dan kabupaten.
“Jangan sampai mau keluar begitu saja. Harus aktif menyampaikan permasalahan yang dihadapi,” timpalnya
Sebelumnya, sebagian guru dibawah naungan Kementerian Agama NTB yang beramai-ramai ingin keluar dari PGRI. Mereka mengklaim organisasi profesi tersebut dianggap kurang bermanfaat.
“Ini teman sudah banyak yang tidak mau nyetor lagi iuran PGRI di madrasah,” kata salah seorang guru dibawah berinisial H belum lama ini.
Ditambahkan, sebagai anggota, dirinya tidak pernah tahu wajah pengurus PGRI NTB selama ini. Pengurus tidak pernah turun ke madrasah atau membuat kegiatan yang melibatkan guru di madrasah. Padahal guru madrasah punya hak dan kewajiban yang sama dengan guru lainnya
“Sekarang ini sebagian besar guru tidak mau mengeluarkan iuran,”bebernya.
Guru madrah lainnya inisial SH meminta PGRI sebagai organisasi guru jangan sampai mengkotakkan guru. Jangan sampai guru dibawah naungan Dikpora saja dilibatkan dalam kegiatan.
“Ini yang saya rasakan ,” bebernya. (AY-ArkiRadio)