Mataram. Radio Arki – Aliansi Mahasiswa Nusa Tenggara Barat (NTB) Untuk Perubahan melakukan aksi penolakan kedatangan Presiden Joko widodo, Jum’at (22/3). Penolakan kedatangan Jokowi dilakukan karena dinilai gagal mensejahterakan rakyatnya, terlebih lagi persoalan penanganan pasca gempa bumi NTB yang mengecewakan.
“Jokowi gagal mensejahterakan rakyat Indonesia. Hal tersebut semakin menguatkan keyakinan, manakala persoalan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi yang menimpa Lombok dan Sumbawa cenderung lamban penanganannya. Jadi kami minta segera tuntaskan dan jangan persulit pencairan anggarannya,” tegas Korlap Aksi, Hamsaturrahman dalam orasinya.
Di sisi lain, ia menyentil pernyataan Jokowi beberapa bulan lalu bahwa telah berjanji akan menggelontorkan dana yang lebih besar agar dapat merehabilitasi kerusakan korban gempa Lombok dan Sumbawa.
“Kita melihat di beberapa desa banyak yang masih belum di sentuh. Apalagi menjanjikan tiap kepala keluarga mendapat 50 juta rusak berat, rusak sedang 25 juta dan rusak ringan 10 juta, ” tegasnya.
“BNPB sebelumnya telah menargetkan bulan Maret proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan kelar. Tapi kenyataan di lapangan progressnya justru sangat lamban sekali, dan itu belum sebanding dengan apa yang telah dijanjikan presiden waktu berkunjung ke Lombok beberapa waktu lalu,” tambahnya.
Dalam pantauan media ini, massa yang bergerak dari jalan Langko Mataram menuju bundaran Bank Indonesia dihadang ratusan aparat kepolisian. Sempat terjadi kericuhan antara massa aksi dan aparat kepolisian. Tampak Anggota Kepolisian mengalami pendarahan bagian hidung, diduga akibat berbenturan dengan massa aksi. (M Arif. Radio Arki)