TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengakui kedudukan Irman Gusman sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah dan berasal dari Padang, membuat dia memprioritaskan permintaan jatah pendistribusian gula impor untuk wilayah Sumatera Barat kepadanya.
“Ya karena beliau seorang terhormat dan punya konstituen di daerah saya harus segera lakukan itu,” katanya di Pengadilan Tipikor Jakarta, 15 November 2016, .
Djarot dicecar tentang kronologis pendistribusian gula di Sumatera Barat 2016 oleh majelis hakim. Ia dihadirkan dalam sidang suap pemberian jatah gula impor Sumatera Barat sebagai saksi untuk terdakwa sepasang suami istri Memi dan Xaveriandy Sutanto.
Xaveriandy adalah Direktur Utama CV Semesta Berjaya. Selain kedua pasangan suami istri ini, Irman Gusman pun ditetapkan sebagai tersangka dengan barang bukti Rp 100 juta.
Djarot menjelaskan jatah distribusi gula yang diberikan kepada CV SB berawal dari telepon Irman Gusman pada Juni 2016. Dalam percakapan itu, Irman meminta agar Djarot membantu suplai gula di Sumatera Barat. “Kalau bisa Pak Djarot bantu untuk menyuplai ke sana, bagus sekali Pak Djarot,” kata Irman dalam rekaman percakapan yang diputar jaksa penuntut umum KPK di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.
Irman merekomendasikan Memi, pemilik CV Semesta Berjaya. Irman meyakinkan Djarot bahwa perusahaan bahan pokok milik Memi dapat diandalkan. “Dia bisa jadi tangan kanan kita. Kalo semuanya bisa dia ikutin secara aturannya kan,” ucap Irman kepada Djarot.
Dalam percakapan itu Djarot lebih sering menjawab dengan “iya”, “nggih”, atau “siap”. Saat ditanya jaksa apa maksud “tangan kanan” yang disebut Irman, Djarot mengaku tidak tahu.
Setelah dihubungi Irman, Djarot lantas berinisiatif menelepon Memi pada hari yang sama. Dalam rekaman percakapan antara Memi dan Djarot yang diputar jaksa, Djarot terdengar menawarkan bantuan kepada Memi. Djarot juga berjanji akan mengkoordinasikan pemberian jatah gula kepada Memi dengan Kepala Divisi Regional Bulog Sumatera Barat Benhur Ngkaime.
Kepada Benhur, Djarot mengatakan ada titipan dari Irman Gusman untuk memberi jatah gula kepada Memi. Memi saat itu meminta jatah 3.000 ton. Djarot pun menegaskan agar Benhur membantu Memi menyediakan 3.000 ton gula. Memi pun akhirnya mendapat jatah gula dari Bulog. Namun, yang dikirim kepada Memi baru 1.000 ton.