Pilkada merupakan ajang demokrasi lima tahunan sekali, yang di mana proses pilkada adalah cara pergantian kepala daerah secara konstitusional. Baru saja kita melewati pesta demokrasi terbesar di Indonesia, namun pesta demokrasi di Nusa Tenggara Barat tidak berakhir pada pemilu yang kemarin. Ada beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Barat akan melaksanakan Pilkada, salah satunya Kabupaten Lombok Tengah.
Berangkat dari Pilkada serentak 2020. Saya fokus melihat perkembangan mekanisme pencalonan kepala daerah di Kabupaten Lombok Tengah. Menurut akal sehat saya, menjunjung tinggi nilai demokrasi sebagai acuan untuk memilih atau menjadikan Lombok Tengah sebagai daerah yang memiliki pemimpin yang melek terhadap perkembangan zaman dan yang berfikir dinamis sesuai dengan kondisi zaman.
Lombok Tengah sebagai salah satu daerah yang sedang dalam pembangunan membutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan manusianya sebaik-baiknya.
Tantangan Lombok Tengah saat ini, menjadi lebih kompleks lagi dengan adanya perkembangan
perkembangan dan pembangunan pembangunan yang ada, dari sector pendidikan, budaya, pariwisata dan lain sebagainya. Namun untuk menakar hal itu, harus ada pengendali atau pemimpin yang kompeten dalam hal kepemimpinan dan kita berkaca pada kepemimpinan pada pemimpin zaman madaniah.
Saat ini yang saya amati sebagai aktivis kampus maupun masyarakat, juga presedium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDi), melihat dan mengamati orang-orang yang ingin maju atau memantaskan diri pada pilkada saat ini ternyata belum layak, karena pandangan saya setelah mengamati para calon kandidat ini melihat dari pengalaman kepemimpinannya dan pengalaman akademisnya masih belum bisa saya jadikan sebagai acuan untuk memimpin Lombok Tengah tercinta.
Sehingga saya memilih harus ada calon alternative bagi masyarakat Lombok tengah, yang dimana memiliki kemampuan leadership yang mengacu kepada sifat Rasulullah SAW yakni : siddik (jujur), amanah (dapat di percaya), tabligh (menyampaikan), fatonah (cerdas) dan bukan sebaliknya.
Saya berkeyakin bahwa Lombok Tengah akan menjadi daerah yang di impi-impikanan oleh semua kabupaten kota di NTB, maupun skala Nasional dengan kata lain akan menjadi pusat kota “kota madiun”.
Kalau boleh saya mengutarakan pandangan. Tentu ini riskan, semoga nanti, di penentuan bakal calon. Kita sangat berharap tidak ada semacam, nurani keberpihak penyelanggara dalam menyeleksi kandidat yang akan tampil di Pilkada Loteng 2020 mendatang.
Mungkin vulgar saya sampaikan, tapi ini murni kekhawatiran anak muda, yang mengingingkan Daerahnya lebih baik. Tentu harapan ada kekuatan yang lebih visioner yang bisa tampil dengan menjual ide dan gagasan cemerlang, untuk Loteng yang cemerlang.
Khaidir Yusuf
Presidium (JaDi)