Sumbawa Barat. Radio Arki – Masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) patut berbangga. Menggapa tidak, tahun 2019 Indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) KSB menjadi yang terbaik pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat, setelah sebelumnya berada pada predikat ketiga Se NTB.
Dengan skor 0,6964 membuat KSB melonjak drastis dari peringat ketiga Provinsi ke pringkat pertama, menggeser Kota Mataram yang sebelumnya berada pada posisi pertama ke posisi kedua dengan skor 0,6724. Secara Nasional juga, KSB terjadi lonjakan prestasi, dari awalnya pringkat 70 Kabupaten Se Indonesia begeser ke peringkat 6 Kabupaten Se Indonesia.
“Prestasi demikian menandakan bahwa derajat kesehatan masyarakat Sumbawa Barat lebih baik dari daerah lain, termasuk pelayanan kesehatan masyarakat kita yang juga lebih baik dari yang lain di NTB. Dimana penilaian tersebut dilakukan langsung Kementerian kesehatan (Kemenkes) yang ditentukan dalam kurun waktu 5 tahun sekali, ”Ujar Kadis Kesehatan KSB, H. Tuwuh, S.AP di ruang kerjanya, siang tadi (1/8).
Untuk menentukan IPKM sendiri, kata H. Tuwuh, ada 24 indikator yang menjadi penilaiannya. Sebagaian diantaranya menyangkut gizi, disitu dilihat kondisi gizi bayi yang kurang, gizi buruk, kegemukan, kurus dan sangat kurus. Belum lagi persoalan penyakit menular berbasis lingkungan, seperti infeksi saluran pernafasan, diare, penyakit gigi dan mulut.
Tak hanya itu, sambung H. Tuwuh, yang tidak kalah penting juga persoalan akses air bersih dan sanitasi menjadi penilaian tersendiri. Termasuk secara spesifik juga disebutkan akses cuci tangan masyarakat pakai sabun. Ada juga kesehatan ibu dan anak. Penilaian tentang rasio dokter dengan jumlah penduduk, rasio bidan atau perawat dengan jumlah penduduk juga menjadi indikator penting dalam menentukan IPKM.
“Salah satu faktor pendukung terwujudnya IPKM, karena maksimalnya program daerah dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Sebut saja geliat program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan implementasi kelima pilarnya. Belum lagi program pariri bariri yang sangat mendukung kearah gizi,” sebut H. Tuwuh.
Semua keberhasilan tersebut, kata H. Tuwuh, bisa terwujud karena hasil kerja keras semua stakeholder yang terus memberikan dukungan, sehingga menjadi kesatuan gerak tim kerja. Tak kalah pentingnya juga berkat tim kerja kesehatan yang terus berupaya meningkatkan kapasitas diri dan kapasitas pelayanan untuk lebih baik.
“Kedepan, minimal prestasi IPKM kita pertahankan, maksimal kita tingkatkan lagi. Karena derajat kesehatan ukurannya tiada berhentinya, maka tidak ada kata puas dalam memberikan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, kita akan terus melakukan inovasi inovasi karena tantangan zaman terus berubah,” tukas H. Tuwuh. (Adv. Enk. Radio Arki)