ARKIFM NEWS

Tarik Ulur Nama BIL, Bq Isvi Rupaedah Dituding Tidak Menghargai SK Menhub

Mataram. Radio Arki – Perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Bandara Tuan Guru Maulana Zainuddin Abdul Majdi (ZAM). Saat ini masih belum selesai atau masih dalam ruang perdebatan antar masyarakat NTB.

Atas ketidakjelasan itu, ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Pembela Pahlawan dan Negara (APPN) pendukung perubahan nama BIL mendatangi kantor DPRD NTB.

Diketahui sebagian besar dari masyarakat yang bergabung diri diaksi tersebut, adalah mayoritas Nahdatul Wathan (NW). Massa aksi kecewa ketika mendatangi gedung rakyat tersebut, karena tidak ada satu orang pun Anggota Dewan berkantor.

H. Irzani, mengatakan berhubung dewan telah keluar daerah atau tidak berkantor hari ini. Dirinya menyampaikan berharap mudah-mudahan mereka kembali dengan baik.

“Apa yang jadi tuntutan kita hari ini, catat untuk disampaikan ke Pimpinan Hj. Isvi Rupaedah,”ucap, H. Irzani saat hearing dan diterima oleh Humas DPRD NTB, Rabu (22/1).

Selanjutnya Irzani menuding Pimpinan Dewan tidak menghargai Surat Keputusan (SK) Kementrian Perhubungan atas perubahan nama Bandara tersebut. Ia juga meminta Dewan serius atas perubahan nama BIL menjadi ZAM.

Sementara rekomendasi perubahan nama Bandara kalau dihitung kebelakang dari tahun 2018 hingga 2019, semuanya clear dan sepakat dirubah. Saat itu Gubernur menindaklanjuti SK Menhub secara resmi bersurat ke Dewan agar segera di Paripurnakan.

“Sekarang sudah masuk 2020. Pimpinan DPRD di bawa kendali Hj. Isvi Rupaedah tidak menindaklanjuti surat Gubernur. Tetapi Dewan mutar matir saja. Dari informasi yang kita serap, diminta untuk rapat lagi sama Menhub. Ngapain di minta lagi SK nya sudah ada,”ungkapnya.

“Apakah pimpinan ditekan sama kelompok tertentu. Atau bisa saja karena alasan ketakutan diancam pakai pisau oleh beberapa sekumpulan preman. Lalu dia tidak menghargai banyak tuan guru dan tokoh masyarakat yang memilih mengikuti keputusan Pusat atas perubahan nama BIL,”tanyanya.

Irzani meminta agar fair, tidak politis, tidak juga mengganggap yang diperjuangkan politis. Silahkan ini direspon dengan baik, jika sebaliknya tidak direspon. Kekhawatirnya akan ada reaksi yang lebih besar dari yang dilakukannya sekarang.

“Jangan ajak kita main-main kucing-kucingan, semasih ada peluang baik silahkan kita sama-sama menghargai,”cetusnya.

Dikatakannya mereka bersepakat jika dari 65 anggota dewan berkeinginan untuk didatangi satu persatu- satu. Baginya terbuka lebar sepanjang itu diminta. Kalaupun hal ini yang diharapkan disitu bisa diukur kecendurangan dewan ini kemana saja.

“Kalapun itu yang dimau silahkan. malam ini juga kita siap. Disini kita akan tau mana Anggota dewan sepakat dan yang tidak adanya pergantian Bandara. Jika tidak, berarti dia sedang lawan Negara,”bebernya.

Sementara mantan Sekda NTB, Ir. Rosyadi Sayuti, mengatakan bahwa antusiasme masyarakat NTB mendukung penuh atas perubahan nama BIL. Dalam sejarah Negara Indonesia sudah hampir se abad merdeka dari penjajah, bahwa NTB baru satu orang yang menjadi Pahlawan Nasional. Lebih banyak dari daerah lain. Seperti Bali dan beberapa daerah di wilayah Nusantara.

“Artinya kita harus patut menghargai jasa Pahlawan. Perubahan penamaan Bandara sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap penghargaan yang di anugerahkan oleh Allah SWT,”ungkapnya.

Dia memberi contoh beberapa Bandara di daerah lain menggunakan nama Pahlawannya. Pertanyaannya kenapa itu tidak dijadikan ukurun. Sementara masyarakat NTB, bukan hanya Lombok tapi Bima dan Pulau Sumbawa umumnya sangat mendukung.

“Jika ada yang berasumsi ini hanya orang NW yang mendorong, menurutnya tidak juga, akan tetapi semua unsur lapisan masyarakat di NTB, mendukung perubahan BIL menjadi ZAM,”ungkapnya.

Muhamad Ikhsan, mengatakan mewakili masyarakat Bima mempunyai hasrat yang sama untuk mendukung Pergantian nama BIL sebagai bentuk rasa hormatnya atas jasa Pahlawan. Disamping itu dia mengaku heran atas sikap pimpinan Dewan NTB menolak atau membolak balikkan keinginan besar masyarakatnya.

“Mewakili masyarakat Bima sangat mendukung penuh adanya perubahan nama Bandara ini,”tegasnya.

Sebagai informasi, penamaan nama BIL menjadi ZAM telah mendapat respon yang baik dari seluruh kepala Daerah yang ada di NTB. Terkecuali Bupati Lombok Tengah (Loteng), yang masih tetap mengingingkan tetap pada posisi mempertahankan nama yang lama. (M Arif. Radio Arki)

Related posts

Kebakaran di Brang Rea Makan Korban Jiwa, Seorang Bocah Tewas

ArkiFM Friendly Radio

Pasien Komplain, Pelayanan Puskesmas Taliwang Dinilai Buruk

ArkiFM Friendly Radio

Karyawan Warung Makan di Seteluk, Gasak Uang Milik Majikan

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment