Demonstran di Gate Benete, Senin (16/3) kemarin. menuntut PT Amman Mineral Memberikan perhatian dan lebih peduli terhadap warga lokal. (arkifm.doc)
Sumbawa Barat, Radio Arki- Sejumlah warga yang tergabung dalam Gabungan Masyarakat Sumbawa Barat Mencari Keadilan (GMSBMK), Senin 16/3 kemarin menggelar aksi menuntut manejemen PT AMNT untuk lebih peduli terhadap warga lokal. Sayangnya, massa aksi yang telah mulai menyampaikan tuntutannya sejak jam 06.00 setempat tersebut, harus ‘gigit jari’ karena tak satupun dari pihak manajemen yang mau menemui massa.
“kita menyesali sikap manajemen PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang tak satupun datang menemui kami. Insyallah kami akan terus menggelar aksi ini dalam beberapa hari kedepan, sampai pihak manajemen mau menerima dan memenuhi tuntutan kami,” terang Koordinator massa aksi, Yuni Burhani kepada media, Senin (16/3) malam tadi.
“ini semakin menunjukkan bahwa perusahaan itu tidak pernah serius untuk mensejahterakan masyarakat Sumbawa Barat.”cetusnya.
Tuntunan yang disampaikan massa aksi, kata Yuni, adalah apa yang dirasakan masyarakat setempat terhadap keberadaan PT AMNT. Untuk itu, apabila setiap tuntutan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka sudah pasti akan menambah daftar kekecewaan warga terutama warga lingkar tambang.
Massa aksi dilapangan hanya dihadapkan dengan ratusan aparat penegak hukum yang telah berjaga-jaga dan dilengkapi oleh perlengkapan anti huru-hara. Bahkan sebelum membubarkan diri, massa aksi juga sempat bersitegang dengan pihak aparat, karena tak mampu menghadirkan pihak manajemen. Hal ini yang membuat para demonstran geram dan mengancam akan melakukan aksi lanjutan dalam beberapa hari kedepan.
Ia menyebutkan, ada delapan tuntutan massa aksi, pertama mendesak PT AMNT untuk membuka peluang kerja seluas-luas dalam komposisi 80 persen (local) banding 20 (non local) persen. Kedua, meminta perusahaan untuk memberdayakan pengusaha local dengan membentuk manejemen khusus. Ketiga, memasksimalkan dan transfaran dalam pengelolaan dana CSR bagi warga local. Keempat, menghentikan PHK terhadap warga local dan menghapus outsourching (non permanent) terhadap karyawan local. Kelima, mengembalikan karyawan yang tinggal di camp untuk keluar dan merubah roster kerja.
Keenam, menuntut kejelasan smelter dan industri turunannya. Ketujuh, menutup rekrutmen satu pintu, dan tuntutan terakhir adalah membuka kembali humas pada setiap kecamatan untuk mempermudah interaksi masyarakat dengan perusahaan.
“pastinya ini (demo) akan berlanjut,” tegas Yuni.
Seperti diketahui, beberapa point tuntutan massa aksi juga hampir sama dengan permintaan resmi pemerintah daerah belum lama ini. Diantaranya adalah menghentikan PHK terhadap karyawan local, dan mencarikan posisi lain di perusahaan mitra PT AMNT terhadap karyawan local yang telah di PHK. Namun terhadap sejumlah permintaan tersebut, pihak perusahaan seakan tak peduli.
Baca : https://arkifm.com/23249-sikapi-kebijakan-phk-di-pt-amnt-pemda-ksb-usulkan-ini.html
Sementara itu, sampai berita ini ditayangkan, pihak hubungan masyarakat PT AMNT yang berusaha dikonfirmasi media ini juga tak mau memberikan keterangan apapun terhadap hal tersebut. (Admin01. Arki radio)