Sumbawa Barat. Radio arki – Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) kecamatan Jereweh, Rustam efendy, Jumat 1/5 sore tadi, mengungkapkan kondisi embung Tiu Bengkemah yang berada di wilayah kecamatan Jereweh sangat memprihatinkan, selain terlihat rentan ambrol, embung yang dihajatkan untuk mengairi ratusan hectare sawah diwilayah tersebut ternyata belum lama dibangun dan belum dimanfaatkan oleh petani setempat.
“seingat saya dibangunnya kemarin bulan November 2019, anggarannya Rp 8 milyar lebih. Dan kami belum dapat manfaatkan. Kami sangat kecewa, padahal kami berharap dapat digunakan untuk musim tanam tahun ini. Tetapi kalau seperti ini kondisinya. Maka jangankan mau dimanfaatkan, justru petani dan warga takut (mendekat) karena terlihat sudah mau ambrol,” ungkapnya.
Kondisi ini sudah dilaporkan kepada camat, lanjutnya, tetapi belum ada kabar apapun untuk ditindaklnanjuti sampai sekarang. Termasuk dinas terkait juga belum terlihat meninjau kondisi embung tersebut.
Pada badan embung tersebut terlihat keluar rembesan air dari celah retakan bebatuan yang diduga dari air cekungan yang merupakan penampungan air aliran sungai dari hulu. Melihat volume air yang bisa saja terus bertambah pada puncak musim penghujan, maka bisa jadi hal tersebut dapat memicu badan embung terus ambrol. Kondisi inilah yang membuat GP3A setempat geram, apalagi pemerintah daerah melalui dinas terkait atau DPRD belum juga menyikapi secara serius kondisi tersebut.
“parah sekali kondisinya, kita berharap pemerintah dapat terpanggil. Atau setidaknya DPRD setempat dapat menyikapi kondisi ini. Karena bukan hanya berbahaya, tetapi ini juga menyangkut kebutuhan petani.” Tukasnya.
Sementara itu, pihak DPRD setempat dan Dinas Pekerjaan Umum yang berusaha dikonfirmasi media ini belum memberikan keterangan apapun prihal dimaksud. (Admin01. Radio arki)