Foto: Wakil ketua DPRD KSB. (Ist)
Sumbawa Barat. Radio Arki – Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT.AMNT) adalah bentuk tanggung jawab sosial dari pemegang kekuasaan sebuah perusahaan, yang diwujudkan dengan memberikan kontribusi terhadap masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Menunggu realisasi program CSR sebagai bentuk pertanggungjawaban moral perusahaan secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan tetap menyeimbangkan beragam kepentingan dari pihak-pihak terkait, menjadi suatu hal yang menarik untuk dinanti dan dampaknya di masyarakat.
Abidin Nasar, SP.,MP selaku Pimpinan DPRD KSB yang juga legislator asal Sekongkang tersebut, mengatakan belum bisa menilai sejauh mana kontribusi salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia tersebut, terkait pengalokasian dana CSR perusahaan. Abidin mengaku, baru mendapatkan sosialisasi terkait rencana kerja dalam penerapaan CSR kepada masyarakat untuk tahun 2021. Dalam sosialisasi November 2020 lalu itu, PT. AMNT mengungkapkan bahwa pengalokasian dana CSR salah satunya akan fokus mendongkrak pengembangan sektor pariwisata yang ada di KSB.
“Pimpinan DPRD sebelumnya pernah diundang management PT. AMNT terkait arah pengalokasian CSR untuk pengembangan pariwisata. Itu sudah dikaji mendalam, dengan memperhatikan pengembangan ekonomi lokalnya, termasuk capacity building masyarakat pelaku wisata. Itu yang disosialisasikan kemarin, jadi kita tunggu saja, karena tahun ini baru masuk bulan pertama. Kita kawal dan tunggu perusahaan membuktikan janji janjinya itu,” ujar Politisi PKS tersebut.
Sebagai wakil rakyat yang berasal dari dapil yang bersentuhan langsung dengan aktivitas PT. AMNT, dirinya tak menampik bahwa masyarakat selalu membanding bandingkan bagaimana pola realisasi program CSR antara PT. AMNT dengan PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT). Padahal dua perusahaan itu memiliki manajemen berbeda, demikian juga dengan pola penerapan CSR-nya. Dengan mekanisme yang baru, tentu juga ada penyesuaian. Sementara masyarakat masih terlena dengan pola CSR PT. NNT yang memberikan bantuan langsung, tanpa kemudian mengukur dan mengawal keberlanjutan jangka panjangnya sebagai salah satu tolak ukur yang paling penting.
“Pola yang dibangun PT.AMNT berbeda dengan perusahaan sebelumnya. Saat ini perusahaan memberikan bantuan sambil membimbing penerima sampai bisa mandiri. Salah satu contoh, bantuan budidaya udang vaname di Dusun Anyar dan pembinaan Pokdarwis di Pantai Jelenga yang terus dikawal sampai mereka bisa berdiri sendiri. Sebelumnya juga ada beasiswa pendidikan vokasi mekanik alat berat untuk lulusan SMK ke luar daerah. Ini pola baru, jadi jangan heran kalau masyarakat belum merasakan dampaknya saat ini”, terang Abidin.
Dikonfirmasi terpisah, H. Yudha Jayadikarta selaku Head of Social Impact PT. AMNT mengatakan, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama program pemberdayaan masyarakat dari Departemen Social Impact. Dimana perusahaan akan lebih fokus membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan Departemen Social Impact. Menyiapkan SDM yang unggul, kata H. Yudha dimaksudkan agar dapat membuka lapangan kerja di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia bahkan memastikan SDM di sektor ekonomi kreatif bisa terus ditingkatkan dari sisi human capacity.
“Jadi seirama dengan kebijakan Menparekraf yakni, dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM, mengedepankan tiga aspek, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Di masa depan, inovasi merupakan cara untuk beradaptasi, diperkuat dengan kolaborasi dengan berbagai pihak. Pasca pandemic, sektor pariwisata tentu akan berubah secara fundamental. Dimana lebih mengutamakan kualitas dibanding kuantitas, sehingga mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat KSB khususnya di sekitar lingkar tambang dan mempercepat proses pemulihan pandemi. Belum lagi pemberdayaan masyakarat di bidang Pendidikan vokasi, karena ini berkaitan dengan masa depan generasi muda KSB”, tutur H. Yudha.
Pandemi ini, lanjut H. Yudha memberi KSB kesempatan untuk berbenah, mulai dari infrastruktur dasar, mempersiapkan segala detail produk pariwisata di industri kuliner, kriya, fashion, dan banyak lagi produk pariwisata lainnya yang bisa disiapkan selama masa pandemi ini. “Urat pesimis saya sudah saya tanggalkan sejak dulu. Jadi saya sangat optimis dapat membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di KSB lewat kerja sama semua pihak. Dan seiring dengan itu, saya punya harapan untuk terus memotivasi masyarakat agar tetap disiplin dan kita pastikan bahwa kita bisa memutus mata rantai dari Covid-19,” tegasnya. (Enk. Radio Arki)