Mataram. Radio Arki – Demo Mahasiswa di halaman depan Kantor Gubernur NTB berujung ricuh bersama aparat. Aksi tersebut dilakukan Himpunan Mahasiswa Suku Donggo Mataram (Himasdom), yang menuntut kejelasan bantuan bibit jagung yang digelontorkan di Kabupaten Bima dinilai tidak sesuai spek.
Kabupaten Bima dan Dompu diketahui mayoritas masyarakatnya petani jagung. Dimana sebelumnya bantuan yang terima masyarakat tidak sesuai dengan bibit yang diminta masyarakat.
“Bantuan yang turunkan ke Bima tidak layak ditanam, karena tidak sesuai dengan kondisi tanah disana,”ucap Koordinator Umum (Kordum), Aimansyah saat di temui media ini, Senin (27/9).
Kelompok tani masyarakat di Bima, menurutnya telah mengusulkan bibit bizi 18 dan NK. Namun yang keluar, bukan bibit yang diajukan.
“Bantuan benih jagung untuk lahan 35 hektar yang diajukan pada tahun 2021 yang turun itu NK212, Pioner 35, Pertiwi 3, Nasa 29, HJ21 (Golder Premium), dan RK 457. Bantuan ini sebagai calon petani calon lahan (CPCL),”ungkapnya.
Sementara Korlap II, Satria menambahkan data yang terimanya dari masyarakat. Seperti bantuan benih jagung yang dibagikan kepada petani di Desa O’o, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima dikeluhkan.
Label di dalam kemasan benih jagung bantuan tertulis tahun 2020. Tetapi ditutupi atau ditindih dengan label baru yang tertulis tahun 2021.
’’Pastinya, kami khawatir benih ini kedaluwarsa, dan harus diusut. Belum lagi tidak sesuai permintaan,”ungkapnya.
Diketahui, pengadaan bibit jagung Bioset di Provinsi NTB lewat dinas Pertanian dan Perkebunan NTB tahap pertama sebanyak 24 ton, nilai kontrak Rp995.197.500. Tahap kedua 85 ton, Rp398.538.000, pengadaan tersebut tidak sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang minta NK dan Bizi 18.
Selain itu, benih jagung jenis golden, premium diduga kadaluarsa karena tempel label 2021 sementara bibit diproduksi pada tahun 2020. (Rif. Radio Arki)