ARKIFM NEWS

Butuh 7,5 Miliar Untuk Perbaiki Rumah Apung Labuan Lalar

Foto: Kabid PERKIM pada DPUPRPP KSB, Sri Sulastianti, ST.,MM

Sumbawa Barat. Radio Arki – Perbaikan Rumah Apung di Desa Labuan Lalar membutuhkan anggaran 7,5 Miliar. Kerusakan rumah apung di beberapa bagian mulai dari akses jalan, hingga bagian rumah terus terjadi, perbaikanpun terus dilakukan dengan bergotong royong. Pemda juga tidak tinggal diam, sejak dihibahkan oleh Pemerintah Pusat pada 2020 lalu, Pemda bahkan sudah mengelontorkan anggaran 200 juta di tahun 2021. Jumlah tersebut memang jauh dari kata cukup, mengingat tingkat kerusakan rumah apung membutuhkan anggaran yang fantastis.

“Kita sudah intervensi anggaran di 2021 sebanyak 200 juta. Anggaran 200 juta memang belum bisa berdampak signifikan, mengingat biaya perbaikan secara keseluruhan, mulai dari jalan, hingga renovasi 100 unit rumah membutuhkan anggaran hingga 7,5 Miliar,” kata Kepala Bidang Perkim pada DPUPRPP KSB, Sri Sulastianti, ST.,MM kepada arkifm.com, Kamis (24/3).

Mengingat anggaran yang besar, Pemerintah Daerah terus berupaya mencari anggaran lain ke Pemerintah Pusat untuk dibantu dalam perbaikan tersebut. Wakil Bupati juga, setiap ke Jakarta selalu membawa proposal perbaikan rumah apung di Labuan Lalar. “Tidak pernah kita diamkan, kita selalu berupaya mencari anggaran ke Pemerintah Pusat. Sementara kalau kita andalkan anggaran daerah tahun ini masih belum bisa, akibat dampak pandemic yang hingga kini masih terus melanda,” jelasnya.

Terkait kerusakan jalan lingkungan di rumah apung yang selalu terjadi, Lasti menyebutkan bahwa kondisi bangunan jalan yang selalu cepat rusak karena terbuat dari bahan kayu, yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan tiga. “Jalan kayu rumah apung tidak akan kuat menahan beban dari kendaraan. Apalagi jarak dari tana itu cukup jauh, sehingga getarannya keras yang tidak bisa ditahan oleh kayu. Jadi solusi jalan ya tidak ada lain, selain dicor,” terangnya.

Jika anggaran miliaran tersebut bisa kita dapatkan, kata Lasti, maka baru bisa merenovasi dan membangun banyak hal, seperti pembuatan jalan lingkungan yang permanen atau dicor dan perbaikan rumah agar lebih menarik. “Pembangunan rumah apung memang didesain menarik, bahkan bisa menjadi tempat wisata jika bisa dikemas sedemikian rupa. Seperti dulu saja, sebelum adanya penempatan, orang orang berbondong bonding pergi berswafoto ke rumah apung,” katanya.

Selain upaya upaya yang tengah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Lasti juga berharap keterlibatan masyarakat setempat juga penting, untuk sama sama menjaga lingkungan agar tetap indah dan bagus. Budaya gotong royong juga perlu dilestarikan, terutama dalam menata lingkungan, memperbaiki jika ada bagian bangunan yang rusak agar terus terjaga keindahannya. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Jurnalis Mataram Tandatangani Petisi Cabut Keppres Remisi Pembunuh Prabangsa

ArkiFM Friendly Radio

Tidak Didukung Pemkot Bima, Imkobi Sukses Gelar Festival Budaya Mbojo

ArkiFM Friendly Radio

Realisasi ZIS di KSB Lampaui Target

ArkiFM Friendly Radio