ARKIFM NEWS

20 Ribu Masyarakat KSB Masih Hidup Dibawah Garis Kemiskinan

Kemiskinan memanglah pekerjaan besar bagi Pemerintah, tak terkecuali pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa Barat. Ada berbagai program yang telah dicanangkan pemerintah  Kabupaten Sumbawa Barat, seperti penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, serta perluasan kesempatan kerja.”

Taliwang.Rado Arki-Data kemiskinan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) per-tahun 2016 lalu mencapai 16,50 persen atau sekitar 20.000 jiwa. Data tersebut, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbawa Barat, Ir. Muhammad Akhyar SP dikarenakan oleh beberapa faktor, terutama angka pengeluaran atau pendapatan masyarakat yang masih rendah.

“angka pengeluaran konsumsi masyarakat yang masuk dalam batas garis kemiskinan adalah sebesar Rp. 435.890 per-bulannya setiap kapita. Ddan sumbawa barat masih disekitar angka tersebut,”terangnya.

“Dibanding dengan daerah lain, garis kemiskinan berdasarkan batas jumlah pengeluaran kita lebih besar daripada daerah lainnya.”Imbuhnya

Selain fakta atau faktor tesebut tersebut, faktor yang sangat mendorong angka kemiskinan aadalah, faktor harga kebutuhan pokok baik primer dan sekunder masyarakat setempat, yang ternyata begitu mahal bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dijelaskannya, peranan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah sembako, rokok kretek atau filter, cabe rawit, telur ayam ras, mie instan dan bawang merah. Sedangkan komoditi bukan makanan yang berpengaruh adalah  perumahan, pendidikan, minyak tanah, bensin dan listrik.

“Kenapa standarisasi pengeluaran biaya hidup kita lebih besar?, ya itu dilihat dari harga-harga kebutuhan dasar di pasaran daerah kita yang cukup mahal,” cetusnya

Ukuran kemiskinan yang paling utama, tentunya keseimbangan pendapatan masyarakat. Selain itu, menurunnya etos kerja dan produktivitas masyrakat juga menjadi faktor dominan. Artinya perlu penyerapan ketenagakerjaan yang besar untuk bisa mengikis angka kemiskinan.

”Kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya. Bisa jadi juga dikarenakan politik ekonomi yang tidak sehat, rusaknya syarat-syarat perdagangan dan beban hutang,” tegasnya.

Maka dari itu, soal pemecahan masalah ini kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah. Sehingga tingkat kemiskinan di KSB pada tahun ini (2017) berkurang secara signifikan.

“Kita berharap agar tingkat kemiskinan di KSB untuk tahun 2017 bisa berkurang. Tentunya dengan melihat pokok-pokok penyebab persoalan yang ada untuk dicarikan solusinya.” pungkasnya. (Moerdini.Radio Arki)

Related posts

Terjebak Ombak Selama Dua Hari, Pemancing di Sekongkang Berhasil Dievakuasi

ArkiFM Friendly Radio

Warga Tepas Sepakat, TNI Polri dan Perusahaan Kompak Gotong Royong Pengecoran Masjid

ArkiFM Friendly Radio

KSB Gencar Kampanyekan Gerakan “Kebas Stunting”

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment