“Perceraian memang sesuatu yang diperbolehkan tetapi dibenci oleh Rasulullah SAW. Sayangnya tak sedikit perceraian yang terjadi di KSB dengan berbagai faktor penyebab.”
Sumbawa Barat.Radio Arki- Pengadilan Agama Taliwang melalui Panitra, Tamjidullah, SH mengungkapkan bahwa kasus perceraian di Sumbawa Barat cukup tinggi, dan ada beberapa faktor dominan yang menjadi penyebab dalam gugatan yang selama ini diadili, diantaranya adalah karena faktor perselingkuhan dan ekonomi.
“iya mas, ada banyak penyebab. Tetapi memang karena ekonomi dan pereselingkuhan itu yang paling tinggi. Misalnya yang istrinya bekerja diluar negeri jadi TKW, biasanya pas pulang itu langsung menggugat karena mengetahui suaminya selingkuh. Atau ada juga misalnya istri yang tidak begitu nurut dengan suami, tetapi tetap berangkat (jadi TKW.red) juga menjadi penyebabnya.” Terangnya, Jumat (21/7) lalu, di ruang kerjanya.
Pengadilan Agama Taliwang, yang notabene membawahi wilayah yuridikasi Sumbawa Barat mencatat bahwa, ada sekitar 2000-an lebih kasus yang telah diterima sejak tahun 2012 silam, dengan data tertinggi pada tahun 2016 silam yang mencapai 503 kasus. Dari sekian jumlah kasus yang diadili, pengadilan agama Taliwang mampu memutuskan perkara sekitar 90-an persen dari jumlah perkara yang diterima. Sementara itu sisa perkara dilanjutkan pada tahun berikutnya.
Perkara yang masuk ke Pengadilan Agama Taliwang, kata Tamjidullah, cendrung fluktuatif yang walaupun lebih dominan pada tahun berikutnya terus meningkat.
“pernah turun, tetapi itupun mengalami kenaikan lagi pafa tahun berikutnya.” Terangnya.
(BACA : http://arkifm.com/98-kasus-perceraian-karyawan-newmont-dan-pns-cukup-tinggi.html)
Sebelumnya, pengacara senior Syahrul Mustafa mengungkapkan bahwa, Kasus Perceraian Karyawan di Newmont (sekarang PT AMNT) dan Pegawai Negeri Sipil di Sumbawa Barat cukup tinggi. Hal tersebut, menurut Perhimpunan Advokat Indonesia, Syahrul Mustafa menjadi antitesa, bahwa perekenomian yang baik dalam keluarga justru bukan menjadi factor penjamin ketahanan yang kuat didalam keluarga.
“kalau dari data yang saya tangani, memang cukup banyak dari dua kalangan tersebut. Menariknya, kasus perceraian ini dilatar belakangi karena perselingkuhan,”beber syahrul, kepada media ini.
Dua kalangan ini, lanjutnya adalah dua kalangan ekonomi kelas menengah keatas dalam struktur social di Sumbawa Barat. Jadi tidak ada jaminan kemapanan secara materi menjadikan keluarga itu kuat dan mapan secara mentalitas.
Menyikapi persoalan tersebut, kata syahrul, harus ada intervensi banyak pihak, khususnya manejemen Newmont (sekarang PT AMNT) dan Pemerintah. Karena ada dampak yang sangat fatal terhadap berbagai dimensi dari perceraian. Sebut saja, psikologis anak yang cenderung akan melemah. (Unang Silatang.radio Arki)