Ketua Tim Kaji Banding kota Bima bersama rombongan dan tim penerimaan dari KSB (Sumber. Radio Arki)
Sumbawa Barat. Radio Arki – Dinas Kesehatan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (29/9) kemarin mendatangi desa Mataiyang, Kecamatan Brang Ene untuk melihat bagaimana penerapan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kunjungan studi banding yang dilakukan bersama rombongan itu, pasalnya dilakukan untuk ‘berguru’ tentang bagaimana pola dan strategi penuntasan pilar STBM di Sumbawa Barat.
“kami ingin belajar bagaimana menuntaskan 5 pilar STBM di KSB. Karena untuk menuntaskan 1 pilar saja di Kota Bima sedang baru akan memulai. Untuk itu dengan kunjungan banding ini, semoga pilar STBM dapat kami tuntaskan,” ujar Ketua tim kaji banding Kota Bima, Abdul Rafik, SKM. MH, dalam sambutannya di saat kunjungan lapangan di desa Mataiyang.
Pastinya, Lanjut Rafik ada kiat-kiat yang dilakukan oleh Kabupaten Sumbawa Barat sehingga dapat menuntaskan STBM, dan termasuk juga angka stunting yang sangat rendah yaitu 8,7 persen dan 4 persen di kecamatang Brang Ene. Apalagi anggaran yang diberikan untuk bidang kesehatan di Sumbawa Barat masih terbilang rendah dibanding dengan Kota Bima.
Sementara dalam sambutan penerimaan tim kunjungan studi banding kota Bima itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa Barat, Hj Erna Idawati, SE memaparkan sejumlah strategi dalam penuntasan pilar STBM dan Stunting di Sumbawa Barat.
“paling penting adalah keterlibatan semua pihak, di KSB (Sumbawa Barat) ada program untuk menghubungkan pelayanan dasar kesehatan secara prima. Di dalamnya semua pihak terlibat, termasuk juga masyarakat melalui Agen yang dibentuk pemerintah daerah dalam mendorong partisipasi pembangunan.”ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia pun menyinggung tentang keberhasilan Desa Mataiyang yang mewakili kabupaten Sumbawa Barat sebagai posyandu yang sukses menerapkan standarisasi minimal dan pelayanan lainnya.
“alhamdulillah desa Mataiyang ini mewakili KSB (Sumbawa Barat) dalam lomba posyandu, semoga dapat juara. Dan kamipun menyampaikan terima kasih atas kunjungan yang dilakukan semoga dapat terbangun kemitraan yang lebih strategis dalam upaya untuk menigkatkan pelayanan kesehatan.” Ujarnya.
Sebelumnya, Camat Brang Ene, Abdul Razak, SP.d yang mewakili pemerintahan desa Mataiyang mengaku sangat berterima dengan kunjungan yang dilakukan tim kaji banding kota Bima ke Sumbawa Barat, khusus ke Desa Mataiyang. Hal tersebut juga menjadi bagian dorongan untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.
“setiap program yang kami kedepankan adalah keterlibatan masyarakat, termasuk bagaimana menjaga hutan. Sedangkan untuk STBM semua pihak terlibat termasuk ASN diwilayah setempat berkwajiban untuk terlibat dalam program ini, bahkan ASN diwajibkan menjadi motor penggerak.”Pungkasnya. (Radio Arki. Iwenk)