Sumbawa Barat. Radio Arki – Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST, menjadi pemateri pada kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda), program bangga kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Propinsi NTB tahun 2023, di Aston Hotel Mataram, Rabu (22/2).
Dalam kesempatan tersebut, Wabup KSB memaparkan secara rinci bagaimana praktek baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah KSB dalam melakukan upaya penurunan Stunting.
“Sewaktu kami dilantik pertama kali tahun 2016, program pertama kami laksanakan yaitu membuat jamban atau dikenal demgan jambanisasi. Saat itu kita belum tau apa itu stunting karena belum populer,” kata dia, mengawali materi.
Mengawali dengan program jambanisasi, ternyata banyak orang mencibir. Katanya masa Bupati dan Wakil Bupati ngurus jamban. Namun dalam perjalanannya, banyak masyarakat mulai sadar, memfasilitasi masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan sangat membantu masyarakat untuk bisa hidup sehat dan bersih.
“Ketika masyarakat tidak buang air besar sembarangan, maka secara otomatis kita terhindar dari penyakit yang bersumber dari dari lingkungan yang kotor, seperti kolera, tubercolosis dan lain-lain,” ungkap dia.
Dalam hal penanganan stunting, di KSB juga didukung dengan keberadaan Peraturan Daerah Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR). Gotong royong di dalam Perda tersebut diberdayakan, jadi bukan hanya slogan, tetapi memang betul – betul dimanfaatkan.
Dalam penanganan penurunan angka stunting di KSB dilakukan secara gotong royong. Ia menerangkan bahwa upaya untuk mengintervensi penurunan stunting telah dapat ditunjukkan melalui kerja-kerja dilapangan yang digerakkan oleh para agen dalam program Posyandu gotong royong, dan menunjukkan data – data penurunan angka stunting di KSB.
“Dari yang sebelumnya tahun 2020 berada pada angka 33,40, tahun 2021 berada pada angka 24,6, pada tahun 2022 berada pada angka 13,19 %, dan insyAllah tahun 2023 akan berada pada angka 6, 43 % %, sehingga pada tahun 2024 kita berani pasang angka 4 %. Semua pihak bergerak, agen langsung datang mendata masyarakat kerumahnya masing-masing,” papar dia.
Berbagai Inovasi juga yang dilakukan oleh Pemda KSB dalam menggerakkan gotong royong di tengah masyarakat, termasuk menurunkan angka stunting. Diantaranya membangun sinergitas antara berbagai pihak seperti TNI dan Polri.
“Sementara itu para agen yang memang mereka diberikan tugas akan diberikan honor, dan mereka akan bekerja masuk ke dalam masyarakat untuk mendata apa saja sesuai dengan tugas yang mereka miliki sesuai dengan fungsi mereka dalam memberikan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan di dalam masyarakat,” imbuh dia.
Masa masa periodesasi kedua kepala daerah, kata Wabup, terdapat satu program unggulan yang dijalankan dalam upaya menurunkan angka stunting, yaitu membuat posyandu gotong royong.
Terdapat sebanyak 228 posyandu yang digerakkan oleh sebanyak 700 orang agen. Dimasing-masing desa ada Posyandu prima yang diintervensi oleh dana Desa.
“Untuk menguatkan komitmen Pemerintah dalam penanganan stunting, Pemda KSB menyiapkan dana 114 M, melewati 10 % dari nilai APBD KSB. Jadi Pemerintah Daerah harus bisa membangun kerja Kolaboratif semua pihak, yang tak kalah pentingnya harus berani menggelontorkan anggaran jika kita mau menurunkan stunting,” tutup Wabup.
Seperti diketahui, kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan yaitu unsur organisasi profesi, Dinas DP2KB Se-Propinsi NTB, Pergururan tinggi, Tim Penanganan Stunting Daerah se-NTB, para Kepala Dinas Kesehatan Se-NTB dan Unsur Forkopimda Propinsi NTB.
Kegiatan yang berlangsung dalam konsep Dialog dan Diskusi tersebut, bertindak sebagai pemateri yaitu Kepala Dinkes Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS dengan mengambil tema Penyelarasan Program Peningkatan Akses Pelayanan KB dan Rencana Aksi Implementasi Intervensi Spesifik dan Sensitif dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin, ST selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sumbawa Barat mengambil tema Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting melalui “Gotong Royong” di KSB. (Enk. Radio Arki)