ARKIFM

Kekeringan Melanda Sumbawa Barat, Pemda Lakukan Upaya Ini

Foto: Drs. H. Hamzah, Kepala Dinas Damkar (Kiri), Abdul Hamid, Kepala BPBD (Kanan)

Sumbawa Barat. Rado Arki – Fenomena El Nino di Indonesia memberikan dampak musim kemarau yang kering. Kekeringan akibat fenomena cuaca tersebut bisa menyebabkan berbagai bencana, salah satunya kebakaran. Dampak El Nino di Bulan Mei sangat terasa, salah satunya suhu dingin yang terasa dalam kurun waktu tiga hari terakhir di Sumbawa Barat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Sumbawa Barat, Abdul Hamid mengatakan, dampak dari el nino yaitu terjadinya kekeringan di beberapa desa. Dengan adanya kekeringan, maka secara otomatis memungkinkan terjadinya bencana kebakaran.

Ia membeberkan, beberapa desa yang masuk dalam kategori kekeringan, dimulai dari Kecamatan Poto Tano yaitu Desa Kiantar, Desa Poto Tano, Desa Tambak Sari dan Desa Senayan. Selanjutnya di Kecamatan Seteluk yaitu Desa Air Suning, Desa Meraran Bagian Atas , Desa Lamusung dan Desa Kelanir. Terkahir Kecamatan Taliwang yaitu di Desa Seloto. “Dari sembilan Desa tersebut, ada 6.702 jiwa yang terdampak dalam kekeringan,” ungkapnya, Jumat (19/5).

Menghadapi kondisi tersebut, BPBD KSB akan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Sumbawa Barat, untuk mengantisipasi penanganan bencana. “Kita akan melakukan tandonisasi, yaitu mendistribusikan air bersih kepada Desa terdampak. Sejauh ini ada empat tandon yang sudah ada, kemunkinan tandon akan terus bertambah,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Drs. H. Hamzah selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan penyelamatan KSB, mengatakan, pihaknya telah menstanby-kan armada mobil pemadam dalam rangka menghadapi kekeringan.

“Armada pemadam kita ada empat dan mobil penampung air ada dua. Selain itu juga ada di dua kecamatan, satu ada di Kecamatan Poto Tano dan Kecamatan Seteluk,” jelasnya.

Terkait dengan daerah yang sulit dijangkau, ia menambahkan bahwa, Damkar juga sudah memiliki mesin portable, dimana cara kerjanya tinggal membawa mesin tersebut kemudian mencari sumber air untuk di semprotkan di titik kebakaran.

Kendati kesiapsiagaan terus ditingkatkan, Ia terus mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, karena musim kemarau sangat rentan terjadinya kebakaran, terlebih di lingkungan perumahan yang padat

“Belum lagi hutan yang juga rentan kebakaran karena adanya gesekan. Untuk itu, mari kita selalu waspada, tetap tenang dan hemat Air,” tandas H. Hamzah. (Rival/Enk. Radio Arki)

Related posts

Lawatan Ke Swedia, Bupati KSB Memenuhi Undangan Investor

ArkiFM Friendly Radio

Ini Cara Kades Andi  Mewujudkan Sapugara Bree Sebagai Desa Santri

ArkiFM Friendly Radio

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pupuk Subsidi di Pelabuhan Poto Tano

ArkiFM Friendly Radio