“Proses belajar mengajar haruslah terus dimaksimalkan. Untuk itu, kondisi tempat belajar, kesiapan guru dan siswa siswinya menjadi salah satu indikator penting agar proses belajar mengajar bisa berjalan sebagaimana mestinya”.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST meminta kepada guru yang ada di SDN 2 Rempe, SDN Tano dan SMPN 1 Poto Tano untuk memindahkan proses belajar mengajar dari tenda pengungsian ke dalam kelas. Hal tersebut disampaikan, mengingat proses belajar mengajar di luar kelas berdampak negatif pada psikologis anak anak pasca gempa.
“Saya minta kepada para guru, komite sekolah dan kepala desa untuk memfasilitasi anak didik di sekolahnya agar segera pindah belajar ke dalam kelas. Belajar di luar kelas seperti ini tidak baik dan membuat dampak traumatis anak anak kita akibat gempa bumi lama sembuh”, Ujar Wabup dihadapan para guru dan siswa di SDN 2 Rempe, SDN Tano dan SMPN 1 Poto Tano, hari ini (3/9).
Selain berdampak pada perkembangan anak anak, belajar di luar kelas menurut wabup bisa membawa wabah penyakit untuk anak anak. Apalagi di tengah cuaca yang kurang bersahabat saat ini.
“Ini kan sudah mulai musim hujan, panas terik matahari juga. Belum lagi tiupan angin yang cukup kencang bisa membuat anak kita sakit. Saya tidak ingin anak anak kita sakit karena belajar di bawah tenda seperti ini”, Tambah wabup.
Sebelum memberikan arahan agar proses belajar dipidahkan ke dalam kelas. Wabup terlebih dahulu mengecek dan memastikan kondisi ruangan kelas apakah layak untuk digunakan atau tidak. Beberapa ruang kelas yang ada di SDN 2 Rempe, SDN Tano dan SMPN 1 Poto Tano mengalami kerusakan yang bervariasi. Namun demikian, tenda belajar yang ada di halaman sekolah tetap dibiarkan berdiri.
“Saya sudah cek ruangannya. Masih ada ruangan yang layak ditempati. Sementara untuk ruangan yang mengalami kerusakan yang cukup serius akan segera kita perbaiki”, Tukas Wabup. (Enk. Radio Arki)