Mataram. Radio Arki – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram menggelar aksi unjukrasa di Polda NTB dan Kantor Gubernur NTB, Kemarin (27/9). Mahasiswa memprotes tindakan refresif aparat kepolisian yang melakukan unjukrasa, pada hari senin (24/9).
Pada aksi sebelumnya, senin (24/9) terjadi ketegangan antara aparat kepolisian dan mahasiswa, saat unjukrasa berlangsung di depan Kantor DPRD NTB, hingga menyebabkan seorang mahasiswa pingsan.
Dalam orasinya, ketua umum HMI Cabang Mataram, Lalu Kusuma Dedy Wijaya mengutuk tindakan refresif yang dilakukan oleh oknum kepolisian yang melalukan pengamanan aksi. Ia meminta agar aparat kepolisian harus menjaga independensi kelembagaan dan tidak tercederai oleh apapun, termasuk dalam penanganan unjukrasa.
“Aksi yang kami lakukan ini merupakan gerakan moral. Tidak sepantasnya aparat kepolisian melakukan kekerasan terhadap penanganan massa aksi. Terlebih kemerdekaan menyampaikan pendapat di depan umum telah diatur secara konstitusional”, Ujar Dedy, sapaan akrabnya.
Selain memprotes sikap aparat kepolisian yang dinilai refresif, Dedy juga menjelaskan bahwa aksi yang digelar juga sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi bangsa saat ini. Menurutnya, kondisi ekonomi nasional saat ini berada pada fase yang sangat kritis, kondisi tersebut diperparah dengan keluarnya berbagai kebijakan nasional yang dinilai tidak pro terhadap rakyat.
“Lihat saja kondisi rupiah melemah. Belum lagi pemerintah masih impor beras. Oleh karena itu kami meminta agar hentikan hutang luar negeri, hentikan impor beras, dan saatnya kita swasembada pangan”, Tegasnya.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Kapolda NTB melalui Kasubid Propost Bid Propam Polda NTB, Kompol I Ketut Tamiana berjanji akan memproses anggotanya jika ada kesalahan prosedur penanganan unjukrasa. Namun ia juga menjelaskan kewenangannya sebagai aparat keamanan untuk mengamankan apabila terjadi hal hal yang anarkis ketika proses demonstasi berlangsung
“Apabila dalam kegiatan kegiatan unjuk rasa mengganggu petugas dan masyarakat, bahkan sampai ada yang anarkis, maka kami akan mengamankan”, Ucapnya.
Seusai menyampaikan tuntutan di Mapolda NTB, aksi massa berlanjut di depan Kantor Gubernur NTB. Menanggapi tuntutan mahasiswa, Kabag Prooduksi Daerah Biro Perekonomian, Muhammad Abduh yang keluar menemui mahasiswa mengatakan bahwa, Pemerintah Daerah akan tetap menjaga stabilitas perekonomian daerah melalui kebijakan Pemda.
“Yang disampaikan teman-teman mahasiswa kami apresiasi dan akan disampaikan kepada pemerintah pusat. Kendati demikian, Pemda NTB juga berkomitmen akan terus menjaga stabilitas pereknomian dengan kebijakan daerah yang pro terhadap masyarakat”, Tukasnya. (MA. Radio Arki).