“Ada banyak media untuk bisa menjadikan siswa dapat memahami setiap pelajaran di kelas. Kreatifitas dan kemampuan untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar, juga bagian yang idealnya terpatri pada guru kelas. Agar selain memahami pelajaran, setidaknya siswa juga mengetahui bahwa ada banyak bahan daur ulang yang dapat digunakan untuk dapat menjadi media pembelajaran tertentu, khususnya pelajaran numerasi (berhitung).”
Sumbawa Barat. Radio Arki- Batok Kelapa mungkin banyak berseliuran di lingkungan sekitar kita. Meskipun ada banyak bahan yang bisa dibuat dari bagian buah kelapa ini, seperti hiasan ataupun sekedar menjadi bahan rumah tangga. Bagi Ludya Mirsafa (38) seorang guru dari SDN 11 Taliwang, batok kelapa juga dapat menjadi media pembelajaran numerasi (berhitung) di kelas. Hal inilah yang membawa Ludya untuk menjadi salah satu pembicara dalam rembuk nasional Pendidikan, yang digelar Kementerian Pendidikan RI di Jakarta, pada tanggal 11 sampai dengan 14 Pebruari lalu.
Melalui jaringan seluler, Ludya yang dikonfirmasi media ini, Minggu (17/2) sore tadi, mengatakan, model pembelajaran numerasi dari batok kelapa, awalnya hanya sekedar ide untuk menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan. Tetapi, Ibu dua anak ini tak menyangka, bahwa ide ini akan disambut menjadi inovasi media pembelajaran numerasi nasional.
“saya ini guru, sehari-hari saya adalah berusaha bagaimana membuat anak didik saya paham terhadap apa yang saya ajarkan. Maka kemudian, terpikirkanlah untuk menjadikan batok kelapa sebagai media pembelajaran. Nah, saya lihat anak didik saya cukup senang dengan media ini, dan bahkan mereka sangat mudah untuk memahami,” bebernya.
“ini (pengaruhnya) memang luar biasa. Saya tidak pernah menyangka akan sejauh ini dihargai (ideanya).” imbuhnya
Dalam forum rembuk nasional yang digelar di Jakarta tersebut, Ludya demikian ia akrab disapa, diberikan kesempatan untuk menjelaskan tentang bagaimana penggunaan batok kelapa sebagai media pembelajaran numerasi (berhitung). Selain itu, para peserta forum guru se-indonesia itu, juga diberikan kesempatan untuk menanggapi ide tersebut.
“terima kasih kepada banyak pihak, pemerintah daerah (kabupaten Sumbawa Barat), tim inovasi kabupaten Sumbawa Barat. Dan tentunya keluarga dan murid-murid saya, semoga media pembelajaran ini dapat terus bermanfaat.” Harapnya.
Ditempat terpisah, Fasilitator Daerah program inovasi Kabupaten Sumbawa Barat, Dr. Zulkarnain mengungkapkan, pada dasarnya guru -guru di Sumbawa Barat sangat kreatif, hanya kurang diberikan ruang dan masih kurang percaya diri. Untuk itu, ide guru-guru seperti ini akan terus diperbanyak agar dapat memotivasi siswa dalam belajar.
“ibu ludya adalah salah satu guru dari sekian banyak guru guru di di Sumbawa Barat yang mempunyai prestasi. Jadi untuk itu, melalui program ini (inovasi), kami akan terus mendorong lebih banyak lagi guru di Sumbawa Barat yang mau kreatif dalam pembelajaran.” Demikian, Dr. Zulkarnaen. (Radio Arki.01)