ARKIFM NEWS

Menguji Kesaktian Pancasila ?

Oleh : Dr. Lalu Sirajul Hadi
(Dewan Penasehat BPC Perhumas Mataram – NTB

SEBAGAI bangsa yang beragam, majemuk dan bhineke, pada hakikatnya bangsa Indonesia dalam tantangan yang tidak simpel dan tidak sederhana.

Sebagai negara kepulauan, ratusan suku, budaya, bahasa daerah, adat istiadat, agama dan keyakinan kepercayaan. Merupakan sebuah mozaik, yang double audio. Salah tabuh dan keliru memainkan, akan terjadi suara berisik, gaduh, tidak jelas irama dan bahkan bisa merusak gendang telinga.

Tapi, bila benar dan tau cara menabuh dan memainkan, maka akan indah, merdu dan menjadi irama yang nikmat disetiap orang yang mendengarkannya. Itulah perumpamaannya.

Instrumentalia Indonesia, adalah instrumentalia yang harus dimainkan secara apik baik. Irama indonesia tak bokeh berserakan. Di situlah pentingnya perekat, kesepakatan nilai nilai bersama.

Eksistensi pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara, dalam sejarahnya telah mengalami banyak “ujian” dari berbagi sumber, dalam dan luar negeri.

Puncaknya, adalah Pemberontakan G30S, yang diotaki oleh aktivis PKI, melalukan upaya kudeta terhadap Presiden Sukarno, dan mengusung misi merubah ideologi Pancasila, dengan ideologis komunisme. Sebuah tragedi bersejarah dan ujian yang nyaris, menumbangkan pancasila.

Ujian keskatian Pancasila masa lalu, telah berhasil dilewati. Upaya kudeta dan gerakan terencana, sistematis dan masif PKI untuk mengganti ideologi negara, telah berhasil dikandaskan. Pancasila lulus dari ujian berat itu.

Ujian pancasila hari ini, tak kalah sulit, dahsyat dan bahkan bertubi tubi. Ujian tentang nilai nilai dan perilaku, sifat, tabiat dan karakter. Pun juga ujian kedaulatan dan persatuan.

Pertama, nilai-nilai Ketuhanan yang berbasis pada ajaran religius, tidak jarang mengganggu dan menguji keberpancasilaan kita. Ketika agama dinistakan, kelompok agama didiskriminasi, agama di kambing hitamkan, agama di eksploitasi. Sesungguhnya merupakan ujian yang sulit. Mampu melewati ujian ini dalam konteks kita bernegara bangsa, maka kita akan kuat dan sukses luar biasa.

Kedua, suguhan tentang pelanggaran HAM, kecil ataupun berat, yang terpublis maupun disembunyikan, merupakan ujian berat bagi kita. Kasus pembunuhan dan pembantaian manusia, atas dasar apapun, jelas merupakan tindakan biadab dan tidak beradab. Apalagi itu terjadi sesama anak bangsa Indonesian. Dalam hal ini, tidak boleh ada pembiaran, tidak boleh ada ruang. Bahwa negara kita bukan negara zombi, tetapi negara yang berperi kemanusiaan. Semoga berpancasila kita, lulus dari ujian ini.

Ketiga, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. Indonesia merdeka dari penjajahan dan kolonialisme, adalah karena persatuan. Membangun persatuan tidak saja cukup dengan kata kata, tetapi dengan jiwa dan dengan saling berperasangka baik, antar sesama bangsa, merangkul bukan memukul, mengajak bukan menginjak. Mufakat adalah tentang kedewasaan manusia, dalam saling menerima perbedaan antara yang satu dengan lain.

Keempat, pilihan demokrasi pancasila dengan selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat, adalah salah satu nilai dasar pancasila yang sangat luhur. Ujian berpancasila kita adalah, jika ada permufakatan jahat untuk mengganggu Indonesia, kelicikan dalam berdemokrasi, ketidak santunan dalam mengemukakan pendapat. Pancasila harus lulus dari ujian ini, sehingga kita senantiasa kian mekar dalam berdemokrasi, dengan nilai moral sebagi fondasi.

Kelima, jika nilai dan praktik keadilan ditegakkan. Maka tidak ada konflik, tidak ada krusuhan, tidak ada syakwasangka, tidak ada kemiskinan, tidak ada ketakutan. Indonesia berkeadilan dalam semua asfek, masih menjadi ujian berpancasila kita. Indonesia berpancasila adalah Indonesia yang membangun karakter adil, sebagai sikap penting dalam semua perkara berbangsa. Tidak boleh ada diskriminasi antar sesama anak bangsa.

Jika ujian ujian berpancasila itu bisa kita lewati dengan sungguh-sungguh, maka Pancasila akan selalu teruji kesaktiannya. Mari membawa Pancasila kita selalu memiliki daya lekat yang kuat, menjadikan Pancasila tangguh dalam semua ujian dan tantangan.

Selamat Hari Kesaktian Pancasila.

Related posts

Pemda Lobar Siapkan Kebutuhan Pengungsi Gunung Agung Bali

ArkiFM Friendly Radio

Inilah Kata Wabup Sumbawa Barat Tentang Prestasi 5 Tahun WTP NTB

ArkiFM Friendly Radio

Bupati Ingatkan ASN Untuk Menjadi Contoh Di Masyarakat

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment