“tindakan refresif penegak hokum bukanlah upaya satu satunya dan jalan utama dalam penanganan aksi. Ada upaya humanis yang idealnya harus ditempuh dalam setiap penanganan massa aksi. Terlebih apa yang dituntut massa aksi adalah tentang janji, kesejahteraan dan keberpihakan manajemen perusahaan kepada warga setempat.”
Sumbawa Barat. Radio Arki- Belum lama ini delapan warga dari lingkar tambang menggelar aksi untuk menuntut janji manajemen PT AMNT untuk mempekerjakan mereka. Sayangnya dalam aksi terakhir yang dilaksanakan, pada 2 Mei 2017 lalu, terekam tindakan refresif yang dilakukan oleh oknum petinggi Brimob di wilayah tersebut.
Dalam video yang diuploud oleh pemilik akun Mukhlis lis Mukhlisin, video itu berdurasi selama 1 menit 58 detik nampak jelas bagaimana komandan Brimob Sumbawa Barat, Iptu Sulaiman terlihat menekan, membentak dan beradu argument serta memaksa massa aksi untuk bubar.
Diterangkan Mukhlisin, pemilik akun tersebut, kepada www.arkifm.com, video yang diuploud tersebut adalah sedikit gambaran tentang bagaimana oknum Brimob Sumbawa Barat yang cendrung melakukan pembelaan terhadap PT AMNT. Padahal apa yang dituntut oleh pihaknya, adalah janji yang telah disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan, melalui manajer SR PT AMNT, Syarafuddin Jarot pada pertemuan sebelumnya.
“kami sangat sayangkan tindakan brimob. Karena terlalu refresif. Padahal apa yang kami tuntut itu adalah janji mereka (manajer SR PT AMNT). Jadi semestinya Brimob paham apa yang menjadi tuntutan kami.”ungkap Mukhlis yang juga coordinator aksi tersebut, belum lama ini.
Dalam beberapa kali pertemuan, lanjutnya, terutama saat aksi beberapa kali sebelumnya, pihak Brimbo juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Sayangnya, pihak Brimob cendrung seperti membela kepentingan perusahaan. (BACA : http://arkifm.com/2450-direkomendasikan-bekerja-di-subkontraktor-manajemen-pt-amnt-dituding-berbohong.html )
“kami hanya minta mereka (brimob) lebih humanis dalam mengamankan kami. Jangan justru seolah-olah terbawa kepentingan perusahaan.” Tukasnya.
Sementara itu, komandan Brimob Sumbawa Barat, IPTU Sulaiman yang berusaha dikonfirmasi media ini belum mau memberikan keterangan apapun.
Seperti diketahui, Mukhlis dan 7 orang kawannya tersebut melakukan aksi beberapa kali di gate Benete PT AMNT, dalam pertemuan sebelumnya manajemen PT AMNT melalui manajer SR telah merekomendasikan kepada delapan pemuda lingkar tambang tersebut, untuk dipekerjakan pada dua perusahaan yaitu PT TDP dan PT Inamco. Ironisnya rekomendasi itu ditolak. Bahkan komite rekrutmen yang dibentuk PT AMNT untuk melakukan perekrutan di Batu Hijau, menyatakan bahwa rekomendasi itu sudah tidak dapat berlaku lagi. (Unang Silatang.Radio Arki)